Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Perkembangan Islam di Myanmar


Negara Myanmar dahulunya bernama Burma. Luas wilayahnya sekitar 678.000 km. Di Myanmar agama Islam merupakan kelompok minoritas yang berada di tengah-tengah agama mayoriyas yakni agama Buddha. Kaum muslimin pada umumnya tinggal di Provinsi bernama Arakan sebuah wilayah negara Myanmar sebelah bagian barat. 

Wilayah Myanmar yang dihuni kaum muslimin ini berbatasan langsung dengan negara Bangladesh. Provinsi Arakan dahulunya merupakan daerah kerajaan yang merdeka hingga tahun 1684 Masehi. 

Penduduk Myanmar yang beragama Islam tercatat hanya 7% dan total jumlah penduduk yang ada. Mereka hidup dalam kemiskinan akibat tindakan rezim komunis yang berkuasa. Selain itu, juga karena perlawanan dari umat Buddha terhadap umat Islam. 

Ajaran Islam telah masuk ke Myanmar melalui dakwah, tetapi belum tersebar luas walau telah tersebar ke sejumlah wilayah seperti Arakan. Islam sampai ke Myanmar melalui jalur perdagangan dan dakwah. Waktu itu, wilayah tersebut masih disebut Burmanja. 

Di bagian barat terdapat kerajaan Arakan, yang mayoritas penduduknya muslim, bertetangga dengan Bengal yang merupakan wilayah Islam. Dari sanalah Islam terus meluas ke wilayah Burmania lainnya. 

Perkembangan agama Islam di Myanmar mendapatkan perlawanan sengit dari pengikut agama Buddha. Pada tahun 686 Hijriyah, muslim Tartar, bangsa Mongol menginvasi Burmania melalui Cina dan berhasil melengserkan rajanya serta memberi kebebasan untuk memeluk agama sesuai keyakinannya. 

Sebagian masyarakat masuk Islam dan sebagian lainnya memeluk agama Buddha. Tatkala Suja saudara Aurangzeb, penguasa Imperium Mughal di Hindustan melarikan diri ke Burmania, mereka berbaur dengan para penduduk sambil menyebarkan agama Islam. Islam di Myanmar bermula dari kaum muslim di Arakan yang berasal dari Suku Rohingya. 

Mereka membentuk Organisasi Solidaritas Rohingya dengan presidennya Muhammad Yunus. Organisasi Solidaritas Rohingya pernah meminta kepada Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk menekan pemerintah Myanmar agar menghormati hak-hak minoritas muslim sebagaimana yang dilakukan OKI terhadap pemerintah Bulgaria. 

Sikap muslim Rohingya terhadap sosialis Myanmar terbagi menjadi dua. 

1. Pertama, kelompok yang berintegrasi dengan partai sosialis yang berkuasa. Tujuan kelompok ini adalah untuk melindungi kelompok minoritas dari kekerasan penguasa. Mereka mengembangkan agama Islam melalui jalur pendidikan atau dakwah. Organisasi solidaritas Rohingya termasuk dalam kelompok ini. 

2. Kedua, kelompok muslim yang membentuk organisasi gerakan pembebasan menentang pemerintahan Myanmar. Mereka membentuk Front Nasional Pembebasan Rohingya. Front ini bekerjasama dengan Tentara Pembebasan Nasional Karen. 

Karen adalah suatu propvinsi di bagian selatan Myanmar yang berbatasan dengan negara Thailand. Masyarakat Karen memperjuangkan pemisahan diri dari pemerintahan Myanmar. Masyarakat Karen berusaha memisahkan diri dari Myanmar dengan dua alasan. 

1. Sebab, Karen merupakan etnis tersendiri yang berbeda dengan umumnya etnis masyarakat Myanmar. 

2. Karena penguasa Myanmar melakukan diskriminasi terhadap suku Karen. Oleh karena itu, propinsi Arakan dan Karen merupakan daerah yang terus menerus bergejolak di negara Myanmar.

Demikianlah bahasan tentang sejarah perkembangan Islam di Myanmar.

Posting Komentar untuk "Sejarah Perkembangan Islam di Myanmar"