Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketika muslimah tak sadar tengah diincar

Ketika muslimah tak sadar tengah diincar

Miss world siapa yang tak kenal dengan ajang yang satu ini? Ya sebuah ajang yang mempertontonkan aurat, mengutamakan kecantikan fisik dan seringkali menjadi pemicu ramainya pro-kontra di tengah masyarakat menjelang perhelatannya, meski ujung-ujungnya tetap saja terlaksana acaranya.

Saya merasa senang ketika para kaum muslim menolak keras ajang yang satu ini, terlebih ketika diadakan di negeri tercinta kita ini, Indonesia. Tak hanya para aktivis dakwah, para da’i,ulama, melainkan hampir semua kaum muslim terutama para muslimah yang tak terbatas pada usia mendukung penolakan miss world ini. Ya, semua pun melihat bahwa muslimah Indonesia khususnya terutama kaum mudanya tak rela tanah airnya dijadikan tempat ajang pamer aurat.

Namun, beberapa tahun terakhir saya selaku muslimah mulai merasa sedih dan miris. Ketika mulai muncul ajang serupa dengan membubuhkan kata ‘Muslimah’ di belakangnya. Ya, Miss World Muslimah !!

Saudariku, para muslimah yang dicintai Allah.

Saya sedih ketika melihat sebagian dari kita yang dulu turut menolak ajang Miss World, berbondong-bondong mendatangi ajang itu. Bukan untuk protes atau aksi penolakan, melainkan mendaftarkan diri menjadi peserta dengan dalih “toh ini kan gak mempertontonkan aurat, kita pake jilbab dan baju panjang kok”. Dan tanpa mereka sadari, masuklah mereka pada ‘jebakan’ yang sudah dipercantik sedemikian rupa itu

Mengapa saya menyebutnya jebakan?

Yaa saudariku, tidakkah kita semua menyadari?

Apa yang membedakan Miss world dengan yang ada kata muslimah dibelakangnya?. Ada bedanya ukh, yang ini pesertanya wajib berjilbab. Ok, saya terima itu. Namun saya hendak bertanya kembali, apa hakikat dari jilbab itu yaa ukhti? Bukankah seharusnya ia menutup dan menjaga keindahan, bukan malah dijadikan alat memperindah diri?

Bukan hanya itu saja. Coba kita perhatikan ajang yang katanya berbeda dari Miss world biasa. Saya coba mencari tahu tentang ajang ini, dan saya merasa tak ada bedanya !!


Persayaratan Miss World Muslimah

Coba kita perhatikan ya ukhti. Tak ada bedanya bukan?. Penilaian fisik tetap yang utama, kecantikan pun begitu. Sedang dalam Islam iyakah kecantikan seorang wanita hanya dinilai dari fisik yang kasat mata saja? Tentu TIDAK !!

Saya semakin merasa sedih. Mengapa harus membawa-bawa kata muslimah untuk sebuah ajang yang sangat tidak sesuai dengan ajaran Islam nan mulia. Islam itu agama yang memuliakan wanitanya. Kecantikan tak dapat diukur dengan fisik, kecerdasan dan kehebatan tak bisa diukur dengan ajang-ajang seperti ini, keindahan wanita muslim (muslimah) itu harus terjaga dari mata yang tak berhak, ia hanya boleh nampak pada orang-orang yang berhak melihatnya yakni mahramnya.

Saudariku. Saya benar-benar merasa bingung dan tak mengerti ketika membaca statement Pendiri kontes, Eka Shanti, berkata, “Muslimah World adalah kontes kecantikan, tetapi persyaratannya sangat berbeda dari Miss World – Anda harus saleh, menjadi panutan positif dan menunjukkan bagaimana Anda menyeimbangkan kehidupan spiritualitas dalam dunia modern saat ini. Kami tidak hanya ingin berteriak ‘tidak’ untuk Miss World. Kami lebih suka menunjukkan kepada anak-anak kami, mereka memiliki pilihan. Apakah Anda ingin menjadi seperti wanita di Miss World ? Atau seperti di Muslimah World ?
(cek : http://id.wikipedia.org/wiki/World_Muslimah)

Anda harus Shaleh? iyakah itu yang diutamakan? Lalu apa maksud dari syarat fisik yang selalu jadi syarat no 1 ? Iyakah kriteria shalehah itu memiliki tinggi badan sekian, memiliki warna kulit seperti ini itu, memiliki prestasi apalagi dalam bidang entertaint? Sungguh, jika itu syarat ke-shalehan maka perempuan-perempuan kafir itu lebih banyak yang dapat gelar ke-shalehan itu.

Oke, mungkin saja niatan awalnya memang baik. Ingin menunjukan bahwa Miss World itu tidak baik. Namun syaangnya, bentuk penunjukan itunya yang tidak pas karena sangat berbeda jauh dengan yang diajarkan Islam.

Wahai saudariku. Sungguh tidakkah engkau menyadari. Kita ini tengah diincar. Ya, kita tengah diincar oleh mereka yang menginginkan  Islam itu hancur.

“Lha, apa  hubungannya Islam hancur dengan kita?”

Tentu ada ya ukhti. Kita itu muslimah. Calon istri. Calon ibu. Yang kelak akan melahirkan gnerasi penerus Islam. Jika muslimahnya baik maka keturunannya pun akan baik, dan Islam akan tetap baik dan semakin baik. Dan ketika muslimahnya buruk , maka apalagi yang diharapkan selain generasi yang buruk? dan dari generasi yang buruk, apalagi yang diharapkan selain kehancuran? Naudzubullah…

Wahai saudariku. Sadrilah bersama. Bahwa apa yang mereka katakan pada kita “saatnya muslimah pun eksis” “emansipasi” “wanita jangan cuma tau dapur aja” . itu hanyalah bisikan-bisikan dan rayuan syetan untuk menarik kita. Kita boleh berilmu bahkan harus berilmu. Sekali lagi bukan berarti seorang muslimah itu harus kuno,cupu dan tak tau apa-apa. Kita hanya harus selalu ingat dan sadar akan fitrah kita.

Bukan berarti syaa telah lebih baik. Sya hanya ingin mengingatkan terutama pada diri saya sendiri akan hal ini. Agar kita tak mudah terlena, tak mudah diperdaya hingga lupa akan kodrat dan fitrah kita sebagai seorang muslimah yang harus tetap terjaga.

Kita harus senantiasa menyadari bahwa kita adalah fitnah terbesar bagi lelaki sebagaimana yang dikatakan Rasulullah Sholallohu’alayhi wassalam

“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari: 5096 dan  Muslim: 2740)

Renungan bagi kita semua. Jangankan tampil di ajang-ajang seperti itu dengan berbagai riasan , ber-tabarruj dan  menjadikan kita bebas dipandang siapa saja. Tampil tertutup pun, syetan akan sennatiasa memperindh kita dipandangan lelaki. Sebagaimana terdapat dalam sebuah hadist :

“Wanita itu adalah aurat. Bila ia keluar, setan akan menghiasinya (untuk menggoda laki-laki).” [HR. At-Tirmidzi no. 1173, dishahihan oleh Al-Albani mengatakan dalam Misykatul Mashabih no. 3109]

Suhanallah. Sadarkah kita yaa akhwat bahwa kita tengah diincar?

Sadarkah kita bahwa kita jadi alat untuk menghancurkan Islam?

Sadarkah kita?

ataukah mungkin tanpa sadar kita sudah terpedaya?

Naudzubillah…

Wahai saudariku. Menjadi muslimah yang baik itu rasanya tak perlu ikut kontes-kontes seperti itu yang sudah jelas tak pantas bagi kita. Cukuplah menjadi muslimah sederhana yang taat pada Rabb-Nya. Menjadi muslimah yang sennatiasa menjaga kesuciann-Nya layaknya Maryam binti Imran. Menjadi wanita agung nan muliaa yang mendampingi sosok paling mulia seperti ibunda kita Khadijah binti Khuwailid. Menjadi sosok pemberani seperti Fatimah binti Muhammad sholallahu’alayhi wassalam. Mnjadi muslimah yang cerdas layaknya Aisyah binti Abu Bakar. Dan menjadi seperti wanita-wanita muslimah luar biasa lainnya yang namanya tercatat dalam sejarah dan terkenang dihati semua orang di seluruh dunia meski tak pernah mengikuti kontes-kones kecantikan.

Cukuplah kita dikatakan hebat ketika kita mampu menjadi madrasah terbaik bagi anak-anak kita. Menjadi pendamping terbaik bagi suami kita. Dan menjadi pencetak generasi-generasi penerus Islam yang luar biasa. :)

~ Rosita Dewiha ~

Posting Komentar untuk "Ketika muslimah tak sadar tengah diincar"