Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketika perhiasan terbaik menjadi fitnah nomer wahid

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyAllaahu ’anhuma bahwa beliau shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda : "Dunia itu adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan itu adalah seorang wanita shalihah"

Berbahagialah engkau kaum wanita, engkau disifati perhiasan terbaik jika engkau shalihah.

Sebagaimana perhiasan-perhiasan dunia, wanita shalihah pun harus siap alami proses panjang penuh tekanan, penuh ujian demi meraih gelar "Wanita Shalihah"

Tapi gelar ini bukanlah gelaran yang disematkan manusia, bukan disematkan kawan kita, bukan diberikan guru kita, bukan diberikan orang tua kita, tapi diberikan Allaah Ta'ala.

Maka dalam prosesnya, ingatlah tujuan akhirmu bahwa engkau mau jadi shalihah karena Allaah 'Azza wa Jalla bukan karena si Abang.
Engkau mau jadi shalihah Lillaahi Ta'ala bukan Lihatlah Saya.

Saudariku jangan kita terpedaya dengan pujian Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam bahwa kita adalah Perhiasan terbaik.
Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam mewanti-wanti kita bahwasanya, wanita bisa menjadi fitnah (ujian).
.
“Tidak pernah kutinggalkan setelahku fitnah yang lebih dahsyat bagi kaum pria daripada fitnah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Demikianlah duhai Wanita, engkau sudah Indah tidak perlu diperindah saat keluar rumah, ingatlah bahwa keindahanmu bisa menjadi fitnah (ujian) bagi kaum lelaki.

Jagalah iffah dan izzahmu, pakailah pakaian takwa, lindungi diri dari tabarruj, stop upload fotomu ke dunia maya, jaga jarak dengan lelaki bukan mahram, jauhi khalwat, hindari ikhtilat sebisa mungkin, dan bertakwalah di mana pun kamu berada.
Yakin, Allaah Ta'ala Maha Tahu, Maha Melihat, Maha Mendengar apa yang kamu kerjakan.
.
"Kamu berharga bukan untuk di-like.
Kamu cantik bukan untuk dipuji.
Kamu shalihah bukan untuk gelar semata.
Kamu muslimah bukan sembarang muslimah."
.
dari @diaah.ariyani

Catatan: Tulisan ini bukan karena saya sempurna, bukan karena saya hebat, bukan ajang lomba tapi menjadi "Penyentil Diri" di kala khilaf.

Posting Komentar untuk "Ketika perhiasan terbaik menjadi fitnah nomer wahid"