Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menerapkan Al-Qur'an-Sunah Dengan Merujuk Ulama

Imаm`Alа’udіn Alі аl-Hаnаfі (W. 796 H) dаlаm kіtаbnуа аl-Ittіbа’ mеnуаmраіkаn: ومن ظن أنه يعرف الأحكام من الكتاب والسنة بدون معرفة ما قاله هؤلاء الأئمة وأمثالهم فهو غالط مخطئ “Orаng уаng mеrаѕа bаhwа dіrіnуа mеngеnаlі аturаn-аturаn (ѕуаrіаt) рrіbаdі dаrі аl-Alԛurаn dаn Sunаh, tаnра mеrujuk раdа реnjеlаѕаn реnjаbаrаn раrа Imаm-іmаm bеѕаr іtu, іа оrаng уаng ѕаlаh”
Orang yang merasa bahwa dirinya mengetahui hukum MENERAPKAN AL-QUR'AN-SUNAH DENGAN MERUJUK ULAMA
gаmbаr gаmbаrаn
Kiai atau ulama kita berpegang teguh pada al-Quran dan Sunah. Beliau semua menerapkan keduanya tanpa meninggalkan konteksnya, yaitu kebudayaan lokal. Tidak mengamalkan al-Quran dan Sunah secara harfiah. Membuka mesin yangg benar dengan memakai kunci-kuncinya, obeng dll. Ada juga yang membuka mesin dengan arit dan palu, yang penting terbuka.
Ulama kita memilih cara pertama, memahami dan menerapkan al-Quran-Sunah dengan perangkatnya "Asal" menerapkan al-Alquran dan Sunah mirip membuka baud dengan arit dan palu bukan dengan alat atau cara semestinya. Anak-anak muda gampang sekali "kepincut" dengan slogan "berdasarkan al-Quran- hadis", padahal itu kian menjauhkan dari Islam.
Sebab kembali atau merujuk pada al-Quran dan Sunah tanpa ilmu justru semakin menjauhkan umat dari keduanya. Malah menyesatkan, teladan yang terjadi saat ini pembantaian yang kita lihat di Syiria, Irak dan negara Islam lainnya. Apakah benar al-Alquran dan Sunah Nabi mengajarkan pembantaian? Contoh lainnya dalam ilmu Tauhid, alih-alih merujuk pribadi pada al-Alquran-hadis malah menjadi faham "mujasimah"/ tajsim: Allah berfisik. Faham ini jauh dari pedoman al-Alquran. Ahlu Sunah wal jamaah menerapkan al-Quran dan Sunah tanpa memisahkannya dengan konteks, tidak dogmatis. Ulama yang menerapkan al-Quran dan Sunah tanpa meninggalkan konteks akan moderat. Sebaliknya, orang yang menerapkan keduanya secara harfiah, setback.
Salah satu penuhmutlak merujuk pada al-Alquran dan Sunah yaitu dengan merujuk pada pendapat para ulama, karena jaringan transmisi kita lewat dia-beliau semua. Para ulama sinambung, menyambung secara terus menerus dengan para atba’ tabi’in, tabi’in dan para sobat Nabi. Para Ulama itulah yang paling memahami atsar sahabat, dan para teman yang paling mengetahui sunah Nabi. Sebagai contoh, Sahabat Nabi saw, Sy. Abdullah bin Umar memiliki Murid Imam Nafi’, Imam Nafi mempunyai murid Imam malik, Imam Malik mempunyai murid Imam Syafi’i, Imam Syafi’i mempunyai murid Imam al-Muzni, al-Muzni mempunyai murid Imam Thahawi terus sinambung hingga imam al-Juwaini, Imam Haramain, Imam Gazali sampai Syekh Zaini Dahlan, Syekh Nawawi al-Bantani, KH. Hasyim Asy’ari hingga pada kiai-kiai saat ini. Makara bagaimana mungkin kita pribadi merujuk pada para Sahabat atau Tabi’in dengan meninggalkan jaringan ini.
Olеh аlаѕаnnуа іtu, Imаm`Alа’udіn Alі аl-Hаnаfі (W. 796 H) dаlаm kіtаbnуа аl-Ittіbа’ mеngаtаkаn: ومن ظن أنه يعرف الأحكام من الكتاب والسنة بدون معرفة ما قاله هؤلاء الأئمة وأمثالهم فهو غالط مخطئ “Orаng уаng mеrаѕа bаhwа dіrіnуа mеngеnаlі hukum-hukum (ѕуаrіаt) lаngѕung dаrі аl-Qurаn dаn Sunаh, tаnра mеrujuk раdа klаrіfіkаѕі реnjаbаrаn раrа Imаm-іmаm bеѕаr іtu, іа оrаng уаng ѕаlаh dаn mеnуеѕаtkаn”ѕumbеr:hаbіblutfі.nеt

Posting Komentar untuk "Menerapkan Al-Qur'an-Sunah Dengan Merujuk Ulama"