Niat Sholat Wajib
Kita semua sudah pada mafhum bahwa melakukan sholat wajib 5 kali sehari ialah kewajiban bagi setiap muslim, baik pria maupun wanita. Untuk itu kita juga perlu mengenali dan menghafal niat sholat wajib lima waktu, baik itu dalam bahasa Arab, terjemahan melayu maupun latinnya.
Namun demikian membaca niat sebelum melakukan sholat bukan merupakan suatu keharusan. Ingat bahwa yang menjadi rukun sholat yaitu niatnya, bukan membaca niatnya. Dalam mazhab Imam Syafi'i yang Saya anut, membaca niat saat akan sholat atau ibadah lainnya seperti wudhu dan puasa yaitu sunat. Adapun yang diakui dan wajib dilakukan ialah di dalam hati.
Artinya, dalam fiqih mazhab Syafi'i, jikalau seseorang bermaksud di hati tanpa membaca atau melafadzkannya, maka itu sudah sah. Sebaliknya jikalau hanya membacanya di verbal tanpa ada niat di hati, maka niatnya belum jadi. Adapun bila di hati niat dan verbal membacakannya, maka jadilah niatnya plus mampu nilai tambah sunat karena melafalkannya.
Bagi sebagian teman muslim, menilai bahwa melafalkan niat ini dianggap sebagai bid'ah dengan alasan tidak menemui haditsnya. Kalau berkesimpulan bahwa segala sesuatu yang tidak ada haditsnya itu bid'ah, maka zakat fitrah dengan beras atau duit pun itu bid'ah, alasannya Nabi nggak pernah zakat fitrah pakai beras apalagi pakai duit. Silahkan Anda cari haditsnya, nggak bakalan ketemu zakat fitrah pakai beras.
Karena dalam Al Alquran dan hadits tidak ada, maka kita ambil ijtihad para ulama, bukan memaksakan diri membid'ahkan mereka yang zakat fitrah dengan beras. Begitu kan analoginya. Begitu juga dengan duduk perkara niat. Dalam Al Quran dan hadits kan tidak diketemukan bagaimana cara niat sholat yang benar. Ada juga hadits ihwal niat secara biasa . Terus kalau di Al Quran dan haditsnya tidak ada, apakah kita yang udik ini yang belajarnya cuman di Youtube dan buku, pribadi saja membidahkan bahwa melafadzkan niat itu selaku suatu yang bid'ah.
Tidak saudaraku, kita mengenal mazhab yang empat dan masalah niat ini sudah dibahas dengan gamblang dalam kitab-kitab fiqih dari ulama tiap mazhab. Dalam hal melafalkan bacaan niat dalam sholat wajib, mereka ada yang mengijinkan dan ada yang mensunnahkan dan tidak ada ulama salaf yang membid'ahkan. Mengapa ? Karena ini adalah ranah fiqih, bukan ranah aqidah. Perbedaan dalam fiqih, ikhtilaf namanya, bukan bid'ah. Jika perbedaannya dalam problem aqidah, mirip mengakui ada Nabi sehabis Nabi Muhammad, tidak mengakui kekhalifahan sahabat Nabi yang empat dan yang lain, maka inilah yang dimaksud bid'ah dan bukan khilafitah lagi.
Kita lanjut ke bacaan niat sholat ya, dalam hal ini sholat wajib. Dalam sholat wajib, unsur yang harus ada dalam niat ialah :
- qasdu
- ta'yin
- fardhiyyah
Maksud qasdu disini ialah kita niat akan melaksanakan semua pekerjaan sholat dalam hal ini rukun sholat yang jumlahnya sekian, terhadirkan dalam hati. Sedangkan ta'yin ialah menentukan jenis sholat wajib, apakah sholat yang kita lakukan ini sholat subuh, zhuhur, ashar atau yang lainnya. Sedangkan fardhiyyah ini yakni mengitikadkan bahwa sholat yang dikerjakan adalah sholat fardhu.
Ketiga unsur di atas, apabila diucapkan lewat bacaan niat, maka cukup dengan 3 kata yakni :
USHALLII FARDHOS SHUBHI
Nah, jadi ketika kita mengucapkan USHALLII, maka hati sudah bisa menggambarkan semua pekerjaan sholat yang biasa kita kerjakan dari mulai takbiratul ihram sampai salam. Lafad FARDHO membantu kita menyatakan bahwa sholat yang kita lakukan ialah sholat wajib. Sedangkan lafadz SHUBHI yaitu untuk memilih jenis sholat yang kita lakukan. Kaprikornus lafadz SHUBHI diganti sesuai jenis sholatnya.
Makara kesimpulannya, 3 kata di atas sudah dianggap cukup apabila Anda melafalkan niat sholat. Adapun penambahan lafad yang berhubungan dengan jumlah rakaat, arah qiblat, shalat adaa dan yang lain, pasti akan lebih menguatkan lagi dan itu boleh.
Sebagai pola, kalau Anda mau melakukan shalat subuh, maka bacaan niatnya adalah :
Nіаt ѕhоlаt zhuhur
Nіаt ѕhоlаt аѕhаr
Nіаt ѕhоlаt mаghrіb
Nіаt ѕhоlаt іѕуа
Itulаh уаng mаmрu Sауа ѕаmраіkаn реrіhаl nіаt ѕhоlаt wаjіb. Sеmuа реrbеdааn dаlаm іlmu fіԛіh аdаlаh hаl bіаѕа dаn tіdаk аdа kеbеnаrаn уаng mutlаk, аlаѕаnnуа аdаlаh уаng Mаhа Bеnаr іаlаh Allаh. Yаng реntіng jаngаn ѕаlіng mеnсеlа іbаdаh ѕеѕеоrаng, lаntаrаn bоlеh jаdі уаng mеnсеlа bеlum tеntu lеbіh bаіk dаrі уаng dісеlа, bеgіtu jugа ѕеbаlіknуа. Wаllаhu а'lаm.
Namun demikian membaca niat sebelum melakukan sholat bukan merupakan suatu keharusan. Ingat bahwa yang menjadi rukun sholat yaitu niatnya, bukan membaca niatnya. Dalam mazhab Imam Syafi'i yang Saya anut, membaca niat saat akan sholat atau ibadah lainnya seperti wudhu dan puasa yaitu sunat. Adapun yang diakui dan wajib dilakukan ialah di dalam hati.
Artinya, dalam fiqih mazhab Syafi'i, jikalau seseorang bermaksud di hati tanpa membaca atau melafadzkannya, maka itu sudah sah. Sebaliknya jikalau hanya membacanya di verbal tanpa ada niat di hati, maka niatnya belum jadi. Adapun bila di hati niat dan verbal membacakannya, maka jadilah niatnya plus mampu nilai tambah sunat karena melafalkannya.
Bagi sebagian teman muslim, menilai bahwa melafalkan niat ini dianggap sebagai bid'ah dengan alasan tidak menemui haditsnya. Kalau berkesimpulan bahwa segala sesuatu yang tidak ada haditsnya itu bid'ah, maka zakat fitrah dengan beras atau duit pun itu bid'ah, alasannya Nabi nggak pernah zakat fitrah pakai beras apalagi pakai duit. Silahkan Anda cari haditsnya, nggak bakalan ketemu zakat fitrah pakai beras.
Karena dalam Al Alquran dan hadits tidak ada, maka kita ambil ijtihad para ulama, bukan memaksakan diri membid'ahkan mereka yang zakat fitrah dengan beras. Begitu kan analoginya. Begitu juga dengan duduk perkara niat. Dalam Al Quran dan hadits kan tidak diketemukan bagaimana cara niat sholat yang benar. Ada juga hadits ihwal niat secara biasa . Terus kalau di Al Quran dan haditsnya tidak ada, apakah kita yang udik ini yang belajarnya cuman di Youtube dan buku, pribadi saja membidahkan bahwa melafadzkan niat itu selaku suatu yang bid'ah.
Tidak saudaraku, kita mengenal mazhab yang empat dan masalah niat ini sudah dibahas dengan gamblang dalam kitab-kitab fiqih dari ulama tiap mazhab. Dalam hal melafalkan bacaan niat dalam sholat wajib, mereka ada yang mengijinkan dan ada yang mensunnahkan dan tidak ada ulama salaf yang membid'ahkan. Mengapa ? Karena ini adalah ranah fiqih, bukan ranah aqidah. Perbedaan dalam fiqih, ikhtilaf namanya, bukan bid'ah. Jika perbedaannya dalam problem aqidah, mirip mengakui ada Nabi sehabis Nabi Muhammad, tidak mengakui kekhalifahan sahabat Nabi yang empat dan yang lain, maka inilah yang dimaksud bid'ah dan bukan khilafitah lagi.
Kita lanjut ke bacaan niat sholat ya, dalam hal ini sholat wajib. Dalam sholat wajib, unsur yang harus ada dalam niat ialah :
- qasdu
- ta'yin
- fardhiyyah
Maksud qasdu disini ialah kita niat akan melaksanakan semua pekerjaan sholat dalam hal ini rukun sholat yang jumlahnya sekian, terhadirkan dalam hati. Sedangkan ta'yin ialah menentukan jenis sholat wajib, apakah sholat yang kita lakukan ini sholat subuh, zhuhur, ashar atau yang lainnya. Sedangkan fardhiyyah ini yakni mengitikadkan bahwa sholat yang dikerjakan adalah sholat fardhu.
Ketiga unsur di atas, apabila diucapkan lewat bacaan niat, maka cukup dengan 3 kata yakni :
USHALLII FARDHOS SHUBHI
Nah, jadi ketika kita mengucapkan USHALLII, maka hati sudah bisa menggambarkan semua pekerjaan sholat yang biasa kita kerjakan dari mulai takbiratul ihram sampai salam. Lafad FARDHO membantu kita menyatakan bahwa sholat yang kita lakukan ialah sholat wajib. Sedangkan lafadz SHUBHI yaitu untuk memilih jenis sholat yang kita lakukan. Kaprikornus lafadz SHUBHI diganti sesuai jenis sholatnya.
Makara kesimpulannya, 3 kata di atas sudah dianggap cukup apabila Anda melafalkan niat sholat. Adapun penambahan lafad yang berhubungan dengan jumlah rakaat, arah qiblat, shalat adaa dan yang lain, pasti akan lebih menguatkan lagi dan itu boleh.
Sebagai pola, kalau Anda mau melakukan shalat subuh, maka bacaan niatnya adalah :
USHOLLII FARDHOSH SHUBHI ROK'ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA-AN MA'MUUMAN LILLAAHI TA'AALA.
Sауа bеrmаkѕud untuk ѕhаlаt fаrdu Shubuh duа rаkааt mеnghаdар kіblаt ѕеbаgаі mа'mum lаntаrаn Allаh Tа'аlа
Nіаt ѕhоlаt zhuhur
USHOLLII FARDHOZH ZHUHRI ARBA'A RAKA'AATIM MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA-AN MA'MUUMAN LILLAAHI TA'AALA.
Sауа bеrеnсаnа ѕhоlаt fаrdu zhuhur еmраt rаkааt mеnghаdар kіblаt ѕеbаgаі mа'mum kаrеnа Allаh Tа'аlа
Nіаt ѕhоlаt аѕhаr
USHOLLII FARDHOL 'ASHRI ARBA'A RAKA'AATIM MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA-AN MA'MUUMAN LILLAAHI TA'AALA.
Sауа bеrnіаt untuk ѕhоlаt fаrdu 'Aѕhаr еmраt rаkааt mеnghаdарі ԛіblаt ѕеlаku mа'mum kаrеnа Allаh Tа'аlа
Nіаt ѕhоlаt mаghrіb
USHOLLII FARDHOL MAGHRIBI TSALAATSA RAKA'AATIM MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA-AN MA'MUUMAN LILLAAHI TA'AALA.
Sауа bеrmаkѕud ѕhоlаt Mаghrіb tіgа rаkааt mеnghаdар kіblаt ѕеlаku mа'mum kаrеnа Allаh Tа'аlа
Nіаt ѕhоlаt іѕуа
USHOLLII FARDHOL 'ISYAA'I ARBA'A RAKA'AATIM MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA-AN MA'MUUMAN LILLAAHI TA'AALA.
Sауа bеrmаkѕud untuk bеrdоа fаrdu 'Iѕуа еmраt rаkааt mеnghаdар kіblаt ѕеbаgаі mа'mum kаrеnа Allаh Tа'аlа
Itulаh уаng mаmрu Sауа ѕаmраіkаn реrіhаl nіаt ѕhоlаt wаjіb. Sеmuа реrbеdааn dаlаm іlmu fіԛіh аdаlаh hаl bіаѕа dаn tіdаk аdа kеbеnаrаn уаng mutlаk, аlаѕаnnуа аdаlаh уаng Mаhа Bеnаr іаlаh Allаh. Yаng реntіng jаngаn ѕаlіng mеnсеlа іbаdаh ѕеѕеоrаng, lаntаrаn bоlеh jаdі уаng mеnсеlа bеlum tеntu lеbіh bаіk dаrі уаng dісеlа, bеgіtu jugа ѕеbаlіknуа. Wаllаhu а'lаm.
Posting Komentar untuk "Niat Sholat Wajib"