Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Nabi Ibrahim AS Mencari Tuhan


Nabi Ibrahim Alaihissalam merupakan seorang Nabi yang di penuhi dengan keberkahan, karena berdasarkan dari silsilah keturunan beliau, maka Nabi Muhammad saw di lahirkan meskipun jaraknya cukup berjauhan masa antara zaman Nabi Ibrahim Alaihissalam kemudian melahirkan seorang putra yang kelak menjadi seorang Nabi yakni Ismail.

Menurut para ahli sejarah bahwa Nabi Muhammad saw itu berasal dari keturunan Nabi Ismail Alaihissalam. Sebelum Nabi Ibrahim di angkat menjadi seorang Nabi, ternyata beliau hidup di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang dipenuhi kejahilan (masih bodoh dalam kebenaran). 

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Kisah nabi Ibrahim AS mencari Tuhan, simaklah penjelasan selengkapnya berikut ini.

Masa kelahiran

Nabi Ibrahim lahir dari seorang ayah yang bekerja sebagai pembuat patung yang biasanya dijadikan sesembahan. Terkait tempat kelahirannya, pendapat paling masyhur menyatakan bahwa Ibrahim lahir di Babilonia di kota Ur Kasdim. Ada juga yang berpendapat bahwa dia lahir di sebuah dataran rendah di Damaskus. Sangat mungkin kepercayaan yang dianut masyarakat kala itu adalah Agama Mesopotamia kuno yang menyembah banyak dewa dan dewi. 

Pendapat lain menyebutkan bahwa kaum Ibrahim merupakan pemuja benda-benda langit seperti matahari, bulan, dan bintang, dan patung-patung yang digunakan untuk ritual merupakan perlambang dari benda-benda langit tersebut, sebagaimana berhala-berhala yang disembah kaum Nuh adalah perlambang dari orang-orang shaleh yang telah meninggal. 

Dalam kronik Legenda Bangsa Yahudi disebutkan bahwa Ibrahim lahir pada masa kekuasaan seorang penguasa zalim bernama Namrudz (Nimrod). Disebutkan bahwa Namrudz melihat pertanda melalui bintang-bintang bahwa akan ada seorang anak laki-laki yang lahir yang akan menghancurkan kekuasaannya. 

Setelah berdiskusi dengan para penasihatnya, dikeluarkanlah maklumat bahwa setiap bayi laki-laki yang lahir harus dibunuh. Saat mendekati waktu kelahiran, ibu Ibrahim kemudian pergi ke luar kota dan melahirkan di sebuah gua. Ibu Ibrahim kemudian meninggalkannya di sana dengan berat hati dan Ibrahim yang masih bayi diasuh oleh Malaikat Jibril. 

Di sana, Ibrahim tumbuh dengan sangat cepat, bahkan bisa berjalan dan bicara saat baru berusia dua puluh hari. Kisah ini tidak terdapat dalam Al-Qur'an maupun Alkitab.

Pada masa Nabi Ibrahim as kebanyakan masyarakat yang ada di daerah mesopotamia atau negara Irak sekarang mereka menganut agama  Politeisme yaitu suatu kepercayaan yang menyembah lebih dari satu Tuhan. 

Bahkan benda-benda langit seperti Bulan atau dinamakan Sin adalah salah satu benda langit yang paling penting untuk di sembah selain dari bintang dan matahari.

Ayah nabi Ibrahim bernama Azar dan ia merupakan seorang pembuat patung sebagai gambaran dari para dewa-dewa untuk di perjualbelikan sebagai bahan sesembahan. Sewaktu kecil Nabi Ibrahim sering melihat ayahnya melakukan ritual penyembahan pada patung-patung yang telah dibuatnya.

Ibrahim mencari Tuhan

Ketika  Nabi Ibrahim mulai beranjak dewasa maka beliau mulai berontak dalam hal berpikir, dan mulai mencoba mencari tentang kebenaran mengenai agama yang di anut oleh ayahnya sekeluarga.
Kisah tentang Nabi Ibrahim mencari Tuhan termaktub dalam Qs Al An'am ayat ke 76-78.

Dalam ayat tersebut di ceritakan tentang masalah pencariannya dengan kebenaran yang sebenarnya. Ketika waktu malam tiba, beliau lalu melihat sebuah bintang yang cahayanya bersinar, 

Lalu ia berkata : Inikah tuhanku?

Kemudian ketika bintang itu hilang cahayanya, ia pun berkata : Aku tidak suka pada yang terbenam dan hilang. Kemudian apabila beliau melihat bulan yang cahayanya bersinar, 

Maka ia pun berkata : Inikah tuhanku?

Setelah bulan itu menghilang, berkatalah dia : Demi Allah sesungguhnya jika aku tidak diberikan petunjuk oleh tuhanku, niscaya aku akan menjadi kaum yang tersesat. Kemudian tatkala melihat matahari sedang terbit yang sangat terang cahayanya, 

Berkatalah Ia : Inikah tuhanku?

Karena matahari lebih besar, lalu matahari pun terbenam, dan ia pun berkata : Wahai kaumku aku berlepas diri dari apa-apa yang kalian sembah.

Dari semua kejadian yang di alami Nabi Ibrahim dan telah beliau saksikan, maka beliau menolak agama penyembahan yang dilakukan oleh kaumnya itu yang di percayai sebagai Tuhan. 

Ibrahim diangkat menjadi Nabi

Nabi Ibrahim awalnya berdakwah kepada ayahnya, maka dengan lembut dia menegaskan kepada ayahnya agar meninggalkan sesembahan lamanya yang tidak dapat mendengar, melihat, dan memberi pertolongan sedikitpun. Ibrahim juga menyatakan bahwa dia telah mendapat sebagian ilmu (wahyu) yang tidak dimiliki ayahnya, sehingga Ibrahim meminta agar ayahnya mau menurutinya. 

Meskipun demikian, ayahnya menolak ajakan Ibrahim, bahkan mengancam akan merajamnya, dan menyuruh Ibrahim meninggalkannya. Ibrahim kemudian menjauhkan diri dari ayahnya sembari memintakan ampun ayahnya kepada Allah swt.

Langkah selanutnya Nabi Ibrahim mendatangi sebuah kuil sebagai tempat penyembahan terhadap patung-patung yang di anggap sebagai dewa-dewa oleh kerajaan Namrud dan rakyat dikerajaan Mesopotamia.

Dengan sebuah kapak yang di milikinya lalu ia pun pergi ke kuil tersebut dan menghancurkan satu persatu patung-patung tersebut dan hanya disisakan sebuah patung yang paling besar kemudian ia menggantungkan kapaknya di patung itu.

Tersiarlah kabar bahwa patung-patung di kuil tempat pemujaan dewa-dewa telah hancur, ketika sang raja mendengar hal itu maka sang raja Namrud murka, maka di perintahlah pasukan untuk mencari siapa orang yang telah berani menghancurkan tuhan-tuhan mereka.

Dialog Nabi Ibrahim dengan Raja Namrud

Maka diketemukanlah orangnya yang tiada lain adalah Nabi Ibrahim. Setelah Nabi Ibrahim Alaihissalam dibawa ke istana kerajaan dan bertemu di hadapan sang raja, kemudian ia di tanya, benarkah engkau yang merusak patung-patung itu?

Mendapat pertanyaan seperti itu maka Nabi Ibrahim menunjuk pada sebuah patung yang besar. Ibrahim berkata : Dialah pelakunya. Raja menjawab, tidak mungkin karena patung tidak bisa bicara dan melihat. Lalu Ibrahim berkata : lalu kenapa engkau sembah?

Mendengar perkataan Nabi Ibrahim tersebut sang Raja terdiam dan merasa malu, kemudian sang raja berkata lagi : Tuhanku bisa menghidupkan dan mematikan, maka di ambilah dua orang maka yang satu di bunuh yang satu dibiarkan hidup oleh sang raja.

Kemudian Nabi Ibrahim berkata : Tuhanku bisa menerbitkan matahari dari timur ke barat, maka sang raja terdiam karena ia tahu hal itu tak mungkin bisa dilakukan. Singkat cerita maka sang raja merasa telah dilecehkan kedudukannya, maka ia memerintahkan rakyatnya untuk mengumpulkan kayu bakar.

Nabi Ibrahim AS di bakar

Tibalah hari disaat kayu sudah terkumpul dan orang-orang ingin menyaksikan sebuah peristiwa besar yakni menyaksikan Nabi Ibrahim Alaihissalam akan di bakar hidup-hidup di tengah-tengah kobaran api di atas tumpukan kayu yang besar itu.

Tetapi dengan kemaha kuasan-Nya Allah swt, maka Nabi Ibrahim bisa selamat dari peristiwa pembakaran itu karena Allah swt memerintahkan api untuk menjadi dingin sewaktu sedang membakar tubuh Nabi Ibrahim. Kisah ini terdapat dalam Qs Al Anbiya ayat 69.

Demikianlah kisah singkat mengenai kisah Nabi Ibrahim AS mencari Tuhan, semoga dengan adanya kisah ini kita semakin memantapkan diri untuk selalu tetap istiqomah dalam agama Islam yang telah dibawakan oleh para Nabi dan Rasul sejak para utusan itu diturunkan ke muka bumi ini.

Wallaahu A'lam.

Posting Komentar untuk "Kisah Nabi Ibrahim AS Mencari Tuhan"