Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Nabi Hud AS, dan Kehancuran Negeri Kaum Ad


Kisah Nabi Hud ini sampai pada kita karena Allah swt menceritakannya dalam kitab Al Quran yang di sampaikan kepada Nabi Muhammad saw sebagai wahyu, Nabi Hud di utus ketengah-tengah kaumnya yang sudah melampaui batas yang sangat durhaka, mereka adalah suku kaum Ad yang mempunyai badan yang kuat-kuat dan besar-besar.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kisah nabi Hud as dan kehancuran negeri kaum Ad, simaklah penjelasan selengkapnya berikut ini.

Allah SWT berfirman dalam Qs. Hud ayat 50, berbunyi :

Artimya : Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, 'Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini) kamu hanyalah mengada-ada. (Qs. Hud (11) ayat : 50)

Silsilah Nabi Hud AS

Dalam Al Qur'an tidak di jelaskan mengenai silsilah Nabi Hud AS, namunmenurut beberapa pendapat dari para ulama, silsilah Nabi Hud, yaitu :
  1. Hud bin Selah/Syalikh bin Arpakhsad bin Sem/Sam bin Nuh
  2. Hud bin Eber bin Selah/Syalikh bin Arpakhsad bin Sem/Sam bin Nuh
  3. Hud bin 'Abdullah bin Rabbah bin Al-Jarud bin 'Ad bin Us/Aush bin Aram/Iram bin Sem/Sam bin Nuh
Pendapat yang masyhur mengatakan bahwa Nabi Hud AS diutus sebelum masa Nabi Ibrahim, meski sebagian ulama menyatakan setelahnya.

Upaya dakwah Nabi Hud As pada kaum Ad

Dalam kitab Al Qur'an di sebutkan bahwa kaum 'Ad merupakan penguasa di bumi pengganti kaum Nuh AS. Ibnu Katsir menyatakan bahwa kaum 'Ad adalah kaum pertama yang menyembah berhala setelah banjir besar pada zaman Nuh AS.

Nabi Hud AS menyeru kaumnya agar bertakwa kepada Allah swt. Dia juga menegaskan tidak meminta imbalan pada mereka atas dakwahnya. Hud mengingatkan mereka akan nikmat Allah yang dikaruniakan kepada mereka, seperti binatang-binatang ternak, keturunan, kebun-kebun, dan mata air. 

Meski demikian, banyak dari anggota kaum 'Ad yang tidak mengikuti seruan Nabi Hud. Mereka tidak mau meninggalkan berhala-berhala yang telah disembah sejak moyang mereka. Mereka berdalih bahwa kepercayaan mereka sudah menjadi tradisi turun-temurun. 

Di sisi lain juga, kaum 'Ad meragukan Nabi Hud lantaran dia seorang manusia biasa seperti mereka, juga karena tidak menunjukkan mukjizat. Bahkan mereka mengatakan Hud sebagai pendusta, kurang waras, dan terkena penyakit gila yang diberikan oleh sebagian berhala mereka. Lebih jauh, mereka juga menantang agar Hud segera mendatangkan azab yang dia ancamkan. 

Mendapatkan penentangan dari kaumnya, Nabi Hud menantang balik agar tipu daya yang mereka rancang untuk menyakitinya segera dilaksanakan saja tanpa ditunda lagi. Setelah upayanya dalam mendakwahi kaum 'Ad sekian lama, Nabi Hud AS kemudian memasrahkan sikap mereka kepada Allah swt. 

Ucapan Nabi Hud AS, terdapat dalam Qs. Hud ayat 57, berbunyi :

Artinya : Maka jika kamu berpaling, maka sungguh aku (Hud) telah menyampaikan kepadamu hal yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, sedang kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu. (Qs. Hud (11) ayat : 57)

Allah swt memberikan karunia kepada kaum Ad berupa tanah yang subur lengkap dengan saluran irigasinya untuk kehidupan mereka, lahan pertanian dan perkebunan. Air seolah-olah memancar dari segala penjuru untuk menyuburkan tanah mereka. Atas karunia Allah inilah mereka dapat hidup makmur.

Kaum Ad mampu mengelola perbukitan dan gunung-gunung menjadi rumah tempat tinggal yang indah dan megah mereka. Hal ini pula yang menjadi bukti bahwa peradaban dan ilmu pengetahuan pada saat itu sudah tinggi. Dalam waktu singkat mereka berkembang pesat dan menjadi suku terbesar di antara suku-suku yang ada.

Sudah menjadi tabi'at manusia selalu lalai, manakala kemakmuran, kesejahteraan dan kemewahan kehidupan sudah tercapai mereka lupa diri, yang tersisa hanya memperturutkan hawa nafsu yang tak kenal merasa cukup dan puas. Mereka malah mengambil sesembahan selain Allah mereka menjadikan patung sebagai sembahan mereka.

Ada tiga 3 buah nama patung yang menjadi sesembahan kaum Ad, yaitu : Shamud, Shada dan Al Haba. Pada zaman itu kaum Aad terkenal paling durhaka, mereka tinggal di kawasan negeri Ahqaf yakni antara negeri Yaman dan Umman. Perbuatan kejahatan dan kemaksiatan mereka sudah benar-benar melebihi kodrat sebagai manusia.

Nabi Hud Alaihissalam merupakan seorang yang berhati lapang, berbudi pekerti yang baik, pengasih, penyantun, penyabar, memiliki kecerdasan dan ketegasan sikap. Beliau masih keturunan Sam bin Nuh cucunya Nabi Nuh as. Nabi Hud di utus ketengah kaumnya untuk menegakkan kembali ajaran yang benar mengembalikan umat yang tersesat supaya kembali kepada Allah swt.

Dalam salah satu ajakan dakwahnya Nabi Hud Alaihissalam pernah berkata :

Wahai kaumku kalian telah menempuh jalan yang keliru dan sesat. Batu-batu yang kalian sembah tidak bisa berbuat apa-apa, tidak mampu memberikan kebaikan maupun kemelaratan, hanya Allah yang pantas kita sembah. 

Dialah yang menghidupkan kita dan mematikan kita, ingatlah Allah akan menghidupkan kita kembali di akhirat untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kita dimuka bumi. siapa yang beramal shaleh akan mendapat pahala surga yang dipenuhi kenikmatan dan siapa yang berbuat kejahatan dan kemaksiatan akan menerimaa siksa dan penghinaan.

Seruan ajakan yang disampaikan Nabi Hud Alaihissalam ini malah dilecehkan kaumnya, kemudian mereka berkata : Mana bisa orang yang mati akan dihidupkan kembali, itu hanya omong kosong dan bualanmu saja. Orang itu hidup hanya sekali, susah senang hanya di muka bumi ini saja, kalau sudah mati tidak ada urusan lagi.

Kaumnya malah berani mencaci dan mencerca Nabi Hud Alaihissalam, semakin lama perbuatan mereka semakin keterlaluan. kemaksiatan merajalela dan mereka enggan menerima dan mengakui Nabi Hud sebagai seorang utusan Allah bahkan mereka mengejeknya sebagai orang bodoh dan tidak mempunyai akal.

Hancurnya negeri kaum Ad

Tak lama waktu berselang Allah swt menurunkan azab kepada kaum Ad dengan ditimpakan kemarau selama tiga tahun tidak ada setetes air hujanpun turun selama tiga musim berturut-turut itu. Rusaklah lahan pertanian dan perkebunan yang dibanggakan itu dan kelaparan mulai mulai menimpa kaum Aad.

Meskipun dalam kondisi demikian, Nabi Hud Alaihissalam masih tetap menyeru kaumnya : Hai kaumku mohon ampunlah engkau kepada Allah, serta bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Allah akan menurunkan hujan yang deras ke atas kalian, dan akan menambah kekuatanmu dan janganlah berpaling dengan berbuat dosa.

Akan tetapi peringatan Nabi Hud ini malah di tentang keras, sambil berkata : Hai Hud, kamu tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, kami sama sekali tidak akan mempercayai kamu.

Dari sekian waktu lamanya berdakwah hanya sedikit saja dari kaum Ad yang mengikuti seruan Nabi Hud as, selebihnya mereka tetap dalam kedurhakaan. kemudian Allah swt menyelamatkan nabi Hud dan pengikutnya. Lalu Allah swt menimpakan azab kepada kaum Aad berupa angin yang sangat dingin dan kencang selama tujuh hari tujuh malam.

Akibat hembusan angin tersebut mampu merobohkan bangunan-bangunan gedung yang menjulang tinggi dan membinasakan hewan ternak serta seluruh kaum Ad yang tetap ingkar. Semua berantakan dan tak seorangpun dari kaum Aad itu hidup tertinggal, semuanya rata dengan tanah.

Wafatnya Nabi Hud AS

Dalam kitab Al Qur'an tidak menjelaskan mengenai kehidupan Hud setelah kehancuran kaum 'Ad atau usianya, namun sebagian sumber lain menyatakan bahwa Nabi Hud wafat dalam usia 150 tahun.

Itulah kisah Nabi Hud AS, dan kehancuran negeri kaum Ad yang terabadikan dalam kitab Al Quran sebagai pelajaran untuk kehidupan manusia dimasa yang akan datang termasuk kita. semoga ada hikmah dibalik semua kejadian.

Dari berbagai sumber
Wallaahu a'lam

Posting Komentar untuk "Kisah Nabi Hud AS, dan Kehancuran Negeri Kaum Ad"