Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Raja Namrud Yang Mati Karena Lalat


Namrud merupakan seorang raja yang mempunyai kecerdasan serta kecakapan pada masanya, tetapi kecerdasan yang dimilikinya tidak di imbangi dengan kecerdasan ruhaninya. Akibat tidak adanya keseimbangan dalam pikirannya sehingga membuat ia lupa diri lalu bersifat angkuh dan tidak mengakui adanya Tuhan, malahan dia sendiri mengaku sebagai Tuhan.

Untuk memberikan peringatan atas sikap angkuhnya itu, lalu Allah Swt mengutus seorang utusan kepada raja Namrud dan ketengah-tengah kehidupan masyarakatnya yang bernama nabi Ibrahim As. Ibrahim merupakan putra dari seorang ayah tukang membuat patung-patung untuk disembah, sebagai sarana untuk berdoa meminta-minta.

Untuk mengetahui penjelasan selengkapnya mengenai kisah Raja Namrud yang mati karena lalat, simaklah pemaparan penjelasannya berikut ini.

Sejarah Berdirinya Kerajaan Namrud

Pada mulanya Namrud merupakan seorang pemburu yang hebat, bahkan dia di juluki pemburu yang hebat dimata kaumnya. Kita mengetahui adanya Kisah raja Namrud karena terdapat dalam kitab Al Quran yang hidup sejaman dengan Nabi Ibrahim Alaihissalam.

Dalam bahasa Ibrani namanya Nimrod, sedangkan menurut bahasa Arab namanya Namrud, dalam bahasa umum Indonesia disebut Namrud sesuai dengan bahasa Arab yang terdapat dalam Al Quran. Asal kata Nimrod menurut bahasa Ibrani adalah Marad yang berarti sendiri, dan merupakan kata jamak yang mempunyai arti dia membangkang.

Namrud merupakan keturunan kelima dari Nabi Nuh Alaihissalam, nama silsilah lengkapnya Namrud bin Kan'an bin Kush bin Ham bin Nuh. Namanya begitu terkenal sebab dia yang mendirikan dan membangun sebuah menara yang bernama menara Babel.

Dia merupakan orang yang berkuasa di wilayah Babilonia sekarang Irak, sebuah wilayah yang menjadi pusat peradaban dunia setelah terjadinya bencana banjir besar. 

Perkembangan Kerajaan Namrud

Wilayah kekuasaannya meliputi Asia Barat dan Timur Tengah, Dia membangun kota-kota besar, sisa peninggalannya terdapat di gunung Namrud jaraknya 150 km dari wilayah Adiyaman. Wilayah Adiyaman terletak 1220 km dari wilayah Istanbul Turki.

Gunung Namrud merupakan tempat penyembahan dia dan rakyatnya pada dewa yang bernama Nabu yang mereka anggap sebagai anak dari Marduk.

Karena sifat keangkuhan yang dimilikinya, maka Allah swt mengirim seorang utusan dalam rangka menyadarkan perbuatannya, utusan tersebut bernama Nabi Ibrahim Alaihissalam. Allah  Swt menyampaikan Kisah tentang raja Namrud ini kepada kita melalui kitab al-Quran.

Allah SWT berfirman dalam Qs. al-Bakarah ayat 258.

أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِي حَآجَّ إِبۡرَٰهِ‍ۧمَ فِي رَبِّهِۦٓ أَنۡ ءَاتَىٰهُ ٱللَّهُ ٱلۡمُلۡكَ إِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِ‍ۧمُ رَبِّيَ ٱلَّذِي يُحۡيِۦ وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا۠ أُحۡيِۦ وَأُمِيتُۖ قَالَ إِبۡرَٰهِ‍ۧمُ فَإِنَّ ٱللَّهَ يَأۡتِي بِٱلشَّمۡسِ مِنَ ٱلۡمَشۡرِقِ فَأۡتِ بِهَا مِنَ ٱلۡمَغۡرِبِ فَبُهِتَ ٱلَّذِي كَفَرَۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ٢٥٨

Artinya : Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan : Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan, orang itu berkata : Saya dapat menghidupkan dan mematikan. Ibrahim berkata : Sesungguhnya Allah menerbitkan  matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat, lalu heran terdiamlah orang kafir itu dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Qs. Al-Baqarah : 258)

Nabi Ibrahim yang Allah utus untuk memperingatkan raja Namrud merupakan orang cerdas pula dan ahli logika serta ahli strategi yang ulung. Nabi Ibrahim ingin berdialog dengan raja Namrud dihadapan orang banyak.

Nabi Ibrahim berfikir bahwa salah satu cara yang paling baik adalah dengan cara menghancurkan patung-patung sesembahan raja Namrud beserta rakyatnya untuk mencari perhatian sang raja, kebetulan waktu itu Namrud dan rakyatnya sedang berpesta hari raya dengan berburu ke hutan, sedangkan Kuil dalam keadaan kosong.

Dialog Nabi Ibrahim dengan Raja Namrud

Kisah tentang Nabi Ibrahim Alaihissalam berdialog dengan Raja Namrud ini terdapat dalam kitab Al Quran dalam surat Al-Anbiyaa yang dimulai dari ayat 52-73.

Singkat cerita ketika raja Namrud dan rakyatnya kembali dari perburuan dengan wajah gembira, karena mereka akan mengadakan pesta sambil menyembah patung di ruang pemujaan. Ketika masuk ke Kuil pemujaan sangat terkejut karena melihat patung-patung pemujaan telah hancur cerai berai, dia berkata : kurang ajar, siapa yang berani menghancurkan patung sembahan kita?

Tak seorangpun ada yang menjawab. Lalu ada seorang saksi yang melihat bahwa hanya Ibrahim saja yang tidak ikut berburu ke hutan dengan alasan sakit perut. Raja Namrud lalu memerintahkan untuk menangkap Nabi Ibrahim dan dibawa kehadapannya dengan dalih bahwa ia tidak ikut berburu ke hutan.

Nabi Ibrahim tiba dihadapan raja Namrud, rakyat berkumpul ikut menyaksikan kemudian Nabi Ibrahim di interogasi, Nabi Ibrahim senang karena itu yang ia harapkan. Kemudian raja Namrud bertanya : Apakah kamu yang menghancurkan patung-patung itu? Bukan! jawab Nabi Ibrahim. raja Namrud menambahkan : Cukup banyak bukti menunjukkan engkaulah pelakunya, tak usah mangkir!

Nabi Ibrahim menjawab : Bukan aku pelakunya! jawaban Nabi Ibrahim memancing emosi sang raja. Baiklah raja Namrud! kata Ibrahim. Saya punya pikiran dan engkau pun punya pikiran, kalau mau mencari pelakunya maka tanyakanlah pada patung yang lebih besar itu bukankah kapaknya ada menggantung disitu, berarti dialah pelakunya.

Raja Namrud marah mendengar ucapan itu. Hai Ibrahim, kau sungguh bodoh? dimana otakmu? masak patung itu akan saya ajak bicara mana mungkin dia bisa bicara? kau jangan mengada ada! Hai Namrud kata Nabi Ibrahim dengan suara lantang siapa sebenarnya yang bodoh, mengapa patung yang tak dapat bicara dan bergerak kau jadikan Tuhan yang harus di sembah.

Raja Namrud dan pengikutnya terdiam mendengar jawaban Nabi Ibrahim. Sebagian rakyatnya membenarkan jawaban Nabi Ibrahim itu, namun mereka tak berani angkat bicara. Namrud dan pengikutnya tak dapat membantah jawaban itu, lalu timbullah amarah dihatinya, dan langsung Raja Namrud memerintahkan tentaranya agar Nabi Ibrahim ditangkap.

Peristiwa Dibakarnya Nabi Ibrahim AS

Apa hukuman yang pantas dijatuhkan untuknya? tanya Raja Namrud. Bakar bakar saja sampai mati kata para penasihatnya. Kayu-kayu untuk pembakaran dikumpulkan, lalu Nabi Ibrahim diletakkan di atasnya dalam keadaan terikat kemudian dibakarlah ia hingga kayu yang bertumpuk besar itu habis. Raja namrud dan rakyatnya mengira Nabi Ibrahim hangus terbakar.

Akan tetapi setelah api itu padam ternyata Nabi Ibrahim masih segar bugar, karena Allah memerintahkan api itu supaya menjadi dingin. Peristiwa adanya kejadian pembakaran Allah kabarkan dalam Al Quran melalui surat Al-Anbiya, yang berbunyi :

قُلۡنَا يَٰنَارُ كُونِي بَرۡدٗا وَسَلَٰمًا عَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ ٦٩

Artinya : Kami berfirman : "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim". (Qs. Al-Anbiya : 69) 

Karena mukjizat Allah yang diberikan kepada Nabi Ibrahim akhirnya bisa selamat dari peristiwa pembakaran atas dirinya itu. Sesudah Nabi Ibrahim dibakar dan tidak mati, banyak rakyat yang mau mengikuti ajarannya, namun karena takut pada ancaman raja Namrud maka mereka masih banyak yang tak mau beriman.

Akibat adanya tekanan dan situasi yang tidak lagi bersahabat di negeri Babilonia (Irak) maka nabi Ibrahim hijrah ke Mesir. Kisah tentang Nabi Ibrahim selengkapnya dapat dibaca dalam kisah Nabi Ibrahim alaihissalam.

Akhir Masa Kekuasaan Kerajaan Namrud

Kemudian karena peringatan telah datang dari seorang utusan yakni Nabi Ibrahim as tidak mendapat respon dari Raja Namrud, maka Allah swt mengirimkan bala tentaranya. Para ahli sejarah mengatakan berupa lalat seperti nyamuk, kemudian lalat (nyamuk) itu hinggap di hidung Raja Namrud sampai berhari-hari lamanya.

Karena lamanya lalat itu bersarang dalam hidung Raja Namrud, maka Raja Namrud merasakan kesakitan yang luar biasa parah yang akhirnya menyebabkan dia tewas karena seekor lalat. Kebesaran nama Raja Namrudpun ikut sirna.

Itulah kisah Raja Namrud yang mati karena lalat, dari awal berdiri sampai kisah akhir dari kekuasaannya dengan uraian singkat, yang selama berkuasa bersifat angkuh sampai menyatakan diri sebagai Tuhan, dan akhirnya Tuhan hinakan ujung kehidupannya dengan kematian hanya karena gara-gara seekor Lalat.

Semoga ada hikmah buat kita semua dari kisah ini dan menjadi pelajaran buat generasi masa kini dan buat generasi yang akan datang.

Dari berbagai sumber
Wallaahu a'lam

Posting Komentar untuk "Kisah Raja Namrud Yang Mati Karena Lalat"