Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

[Kata Pepatah], Mulutmu Adalah Harimaumu


Tuhan (Allah) sang maha kaya telah menciptakan banyak makhluk hidup beserta bahasanya masing-masing, entah berapa jumlah bahasa yang ada di dunia sekarang ini. Bahasa manusia dari satu wilayah negara saja sudah banyak perbedaan, apalagi dari seluruh negara di dunia.

Kewajiban untuk belajar mempelajari beragam ilmu pengetahuan sangat ditekankan untuk seluruh manusia, karena Tuhan (Allah) tidak serta merta membekali manusia sejak lahir langsung pandai begitu saja dalam memahami segala sesuatu tentang dunia ini.

Salah satu pelajaran yang kurang mendapatkan perhatian adalah pelajaran bahasa, yang dimaksud bahasa disini adalah mempelajari ilmu bahasa yang membahas mengenai struktur tata bahasa yang benar, ejaan yang benar, gaya bahasa disertai adab-adab peruntukan bahasa.

Apapun bidangnya bahasa kita sangat menentukan, dengan bahasa orang lain dapat mengenali siapa kita dan apa maksud kita. Coba saja kalau seorang pengajar masuk kelas kemudian hanya duduk dikursi dan tidak berbicara, tentu ilmu pelajaran tidak akan tersampaikan.

Mengulang kalimat di atas : Dengan bahasa orang lain dapat mengenali siapa kita dan apa maksud kita. Tentu semua bisa faham di sini, sebab kemulyaan seseorang dapat terpancar dari tutur gaya bahasanya dan keburukan seseorang terpancar pula dari gaya tutur bahasanya.

Sebagai contoh : Ada seorang motivator kelas dunia tanpa lengan dan kaki yang bernama Nick Vujicic, begitu sangat dihargai. Ia berkeliling dunia dan di undang atas dasar karena ia memiliki kelebihan dalam gaya tutur bahasa yang mampu membangkitkan semangat orang lain.

Nick Vujicic bukanlah seorang pejabat yang punya kedudukan, namun kenapa begitu sangat dihargai oleh orang banyak, karena dengan tutur bahasa lisannya yang lembut serta menyejukkan hati disetiap telinga yang mendengarnya mampu membuat orang lain merasa nyaman dekat dengannya. 

Sebagai makhluk sosial tentunya saling membutuhkan antar satu dengan yang lainnya, yang menjadi ciri khas dari makhluk sosial adalah ketika kehadirannya dapat memberikan manfaat bagi orang lain dan tidak menciptakan perselisihan yang berarti.

Penomena media sosial sekarang ini sudah menjadi bagian dari perkakas yang mampu menyayat dan mengkoyak-koyak perasaan orang lain, bagaimana tidak! cacian dan hinaan antar sesama saudaranya seolah sudah menjadi hal yang biasa terjadi.

Sebagai manusia yang beriman, tentunya jangan sampai tutur bahasa lisan yang kita tulis atau kita lontarkan itu tidaklah membuat goresan yang dapat membuat cedera hati sesama. Tuhan (Allah) melalui ayat-ayatnya telah memberikan garis-garis pembatas agar kita tidak keluar dari garis itu.

Banyak kasus yang terjadi menjerat akibat ulah pribadinya sendiri, semisal akibat sebuah tulisan penghinaan terhadap orang lain dan pencemaran nama baik. Tajamnya lisan dan tulisan meskipun sudah terlewat atau dihapus meskipun sudah berapa lama waktunya akan tetap membekas.

Kenapa kita diharuskan untuk bertakwa? karena untuk menolong kita sendiri, karena dengan adanya ketakwaan itulah hidup menjadi senantiasa berhati-hati dalam setiap melangkah, berhati-hati membuat kebijakan dan berhati-hati menjaga perasaan sesama manusia.

Kita boleh-boleh saja semaunya melakukan sesuatu dan berbicara sesuatu, namun harus siap dengan segala akibat yang akan timbul dari akibat perbuatan kita itu. Kehidupan hanya sebentar semua urusan (amanah) yang kita pegang akan dilepaskan kembali pada sang pemilik urusan.

Allah swt berfirman dalam Al Quran, yaitu :
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Qs. Al Ankabut : 45
Sampai saat ini kita belum mengetahui praktik ibadah shalat yang bagaimanakah yang akan mampu mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar. Pandangan mata ini yang sudah kabur atau karena asap yang menyelimuti sehingga sudah tak mampu lagi membedakan mana kawan mana lawan.

Perselisihan barangkali sudah menjadi sunatullah terjadi di antara sesama makhluk manusia, untuk menjadi lahan perjuangan mendapatkan pahala di sisi Tuhan (Allah) swt. Tapi bagaimana bila perselisihan itu terjadi ditengah-tengah kita yang mengaku sebagai sesama saudara (seiman) dengan kita.

Penggunaan tutur bahasa yang baik dapat menularkan virus kebaikan lagi, begitupun menggunakan tutur bahasa yang buruk dapat menyebabkan virus keburukan kembali. Dampak baik dan dampak buruk akibat ulah bahasa yang kita keluarkan semuanya akan kembali dikembalikan kepada diri kita.

Jika memang kemulyaan itu dapat diraih melalui sebuah kedudukan, tentunya raja firaun dan namrud sudah mendapatkannya karena mereka sudah menyebut diri mereka sebagai Tuhan dan memaksa semua orang untuk tunduk kepadanya.

Jika memang kemulyaan itu dapat diraih dengan ilmu pengetahuan, tentunya Iblis dari golongan jin lebih pintar dan pantas mendapatkannya. Tetapi kenapa itu semua hanya menjadikan mereka mahkluk yang terhina disisi Tuhan dan manusia.

Tutur bahasa lisan dan tulisan merupakan cerminan dari kedalaman isi hati, dan cermin yang ada di dalam hati itu berawal dari gambaran yang pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan dibaca oleh mata yang kemudian disimpan didalam hati.

Hal apa saja yang sudah tersimpan di dalam hati sewaktu-waktu pasti akan keluar dan dikeluarkan kembali, Allah swt telah membekali manusia dengan akal pikirannya, dan dengan akal inilah semua data yang pernah dimasukan kedalam otak pikiran itu akan diproses dan di olah sebelum dikeluarkan.

Akal pikiran seseorang yang senantiasa dipupuk dengan pupuk kebaikan-kebaikan, maka ketika mengeluarkan buah pikirannya itu akan selalu berbuah manis. Berbeda halnya dengan akal pikiran yang senantiasa dimasuki dengan hal-hal keburukan tentu hasilnya tidak berbeda jauh.

Apa-apa yang kita masukan kedalam akal pikiran tergantung ada dimana kita, siapa teman kita dan ada di kelompok mana kita berada. Pergaulan merupakan cara ampuh untuk menularkan semua ide dan gagasan, dengannya akan sangat mudah meresap ibarat tanah kering yang terkena air.

Mulutmu adalah Harimaumu sebuah pepatah yang akan abadi sepanjang masa sepanjang ada kehidupan, ia akan menghampiri bagi siapa saja orang yang sedang lengah maka disaat itulah ia akan menerkam kembali kepada pemiliknya.

Demikian tulisan tentang kata pepatah mulutmu adalah harimaumu.
semoga bermanfaat. Wallaahu A'lam.

Posting Komentar untuk "[Kata Pepatah], Mulutmu Adalah Harimaumu"