Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Habil dan Qabil : Terbunuhnya Manusia Pertama di Atas Bumi


Setelah Adam dan Hawa diturunkan Allah swt dari syurga ke bumi, karena telah melakukan perbuatan yang telah dilarang supaya tidak mendekati atau memakan buah dari pohon yang telah dilarang tersebut, namun karena kuatnya godaan sang Iblis akhirnya mereka berdua tergoda juga, lalu mereka memakan buah tersebut.

Akibat tidak menghiraukan larangan tersebut, maka Adam dan siti Hawa diturunkan ke bumi namun secara terpisah berbeda tempat dan jauh jaraknya, menurut para ahli sejarah dikatakan bahwa Adam diturunkan di atas tanah Hindia sedangkan Hawa di tanah Arab. Setelah tiba di bumi, Adam dan Hawa harus menghadapi tantangan berat untuk bertahan hidup.

Untuk pembahasan selengkapnya tentang kisah Habil dan Qabil terbunuhnya manusia pertama di atas bumi, simaklah pemaparan lengkapnya berikut ini.

Pengembaraan Adam dan Hawa di Bumi

Pada saat Adam dan Siti Hawa diturunkan ke dunia, keadaan bumi masih belum tersentuh tangan manusia masih sunyi dan senyap, pegunungan menjulang tinggi, jurang yang curam dan lembah yang menganga, tumbuh-tumbuhan liar berserakan dan binatang-binatang baik yang kecil maupun yang besar berkeliaran bebas dimana-mana.

Bukanlah waktu yang sebentar Adam dan Siti Hawa dapat dipertemukan kembali, bahkan bertahun-tahun lamanya bahkan hanya dengan memakai pakaian dari kulit binatang dan dedaunan yang bisa dimanfaatkan untuk menutupi badan.

Setelah sekian lama waktu berlalu, akhirnya mereka dapat dipertemukan kembali. Lokasi tempat pertemuan mereka menurut ahli sejarah adalah di padang Arafah setelah berkelana selama 40 tahun lamanya di atas bumi bukanlah waktu yang sebentar.

Lahirnya Habil dan Qabil

Pada tahun pertama sejak mereka di pertemukan kembali, Siti Hawa melahirkan sepasang anak kembar lelaki dan perempuan. Yang lelaki dinamakan Qabil dan yang perempuan dinamakan Iqlima. Pada tahun berikutnya Hawa melahirkan lagi sepasang anak kembar lelaki dan perempuan.

Anak kembar kedua yang lelaki diberi nama Habil dan anak perempuannya diberi nama Labuda. Adam dan Siti Hawa berharap dari adanya keempat anaknya ini akan menurunkan keturunan anak cucu yang akan berkembang biak hidup di atas muka bumi ini.

Maka tumbuhlah keempat anak itu, Adam dan Hawa tidak membeda-bedakan kasih sayang di antara keempat anaknya itu. Anak perempuan di didik sesuai dengan kodratnya membantu ibunya dalam mengurus rumah tangga dan tugas lain sebagai kaum wanita.

Sedangkan untuk anak-anak lelakinya di ajarkan untuk mencari nafkah sesuai dengan bakat dan keahlian masing-masing pada saat itu. Qabil bergerak dalam bidang pertanian sedangkan Habil bergerak dalam bidang peternakan.

Setelah Qabil dan Habil Memasuki usia dewasa, Allah swt menurunkan syariat kepada Nabi Adam supaya mengawinkan putra putrinya dengan cara silang, Qabil harus dikawinkan dengan Labuda dan Habil harus dikawinkan denga Iqlima.

Tetapi Qabil menolaknya dengan alasan Labuda tidak secantik Iqlima, atas kasus ini ternyata Qabil telah terbujuk godaan Iblis, yang lebih mengutamakan memperturutkan hawa nafsu daripada akalnya. Qabil menolak ajaran syariat yang telah disampaikan oleh Nabi Adam.

Dengan sikap sabar dan penuh kebijaksanaan Nabi Adam berusaha menasihati Qabil agar mau menerima syariat yang datang dari Allah tersebut, tetapi Qabil tetap menolak atas syariat itu. Untuk menyelesaikan masalah itu Nabi Adam memerintahkan Habil dan Qabil melakukan persembahan.

Persembahan tersebut untuk menentukan Allah sendiri yang akan menyelesaikan masalah itu, Qabil dan Habil mempersembahkan qurban di atas bukit. Qabil mempersembahkan hasil pertaniannya dengan memilih gandum dari jenis yang jelek-jelek.

Sedangkan Habil mempersembahkan seekor kambing yang terbaiknya, yang sangat ia sayangi. Setelah persembahan di simpan untuk melihatnya mereka menjauh dari tempat itu untuk. Setelah itu datanglah petir menyambar kambing persembahan Habil sebagai tanda persembahan diterima.

Sedangkan persembahan gandum Qabil dibiarkan saja tetap utuh, sebagai tanda bahwa qurbannya tidak diterima. Akhirnya Qabil menerima kenyataan itu meskipun dalam hatinya dipenuhi rasa kekecewaan. Lalu mereka menikah Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima.

Setelah lama hari-hari berlalu datanglah sang Iblis, dengan merasuki pikiran Qabil dengan membisikan bahwa jika Qabil dapat membunuh Habil maka tentu ia akan dapat mengawini Iqlima yang cantik. Bisikan Iblis terus saja dihembuskan kedalam pikiran Qabil.

Peristiwa Terbunuhnya Habil oleh Qabil

Akhirnya Qabil terkena bisikan Iblis, maka pada suatu hari ketika Habil sedang mengembalakan ternaknya yang berada di tempat yang sepi jauh dari tempat Adam dan Hawa, tanpa diketahui datangnya tiba-tiba kepalanya dipukul dengan keras oleh Qabil, meninggalah Habil seketika.

Namun setelah Habil meninggal, Qabil merasa bingung ia tidak tahu harus dikemanakan mayat Habil saudaranya. Ia jalan kesana-kemari dengan perasaan kacau sembari merasa menyesal atas perbuatannya itu.

Pada waktu Qabil merasa kebingungan, lalu Allah swt menurunkan Ilham melalui seekor burung gagak. Qabil melihat dua ekor burung gagak bertarung untuk berebut hendak mematuk mayat Habil, salah satu burung gagak tewas, lalu burung gagak yang masih hidup menggali tanah dengan cara mematuk-matukan mulutnya.

Setelah berlobang maka burung gagak itu menarik burung gagak yang tewas kedalam tanah lalu di timbunnya kembali. Setelah menyaksikan hal itu akhirnya Qabil meniru perbuatan yang dilakukan oleh burung gagak tersebut lalu menguburkan Habil kedalam tanah.

Atas kejadian itu Qabil dilanda rasa bersalah ia merasa ketakutan sendiri, ia tidak berani pulang. Akhirnya ia melarikan diri masuk kedalam hutan menaiki gunung dan menuruni lembah. Melihat kejadian itu Nabi Adam dan siti Hawa merasa sedih sebagaimana manusia pada umumnya.

Nabi Adam dan Siti Hawa berpasrah diri sambil berdoa dan bertaubat agar diberikan kesabaran menerima kenyataan itu yang merupakan bagian dari takdir dan kehendak Allah Swt. Selama beberapa tahun kemudian Siti Hawa melahirkan kembali sepasang putra-putri kembar kembali.

Semakin hari semakin banyaklah anak keturunan Nabi Adam itu, maka tersebarlah anak keturunannya itu ke berbagai pelosok negeri yang ada di atas bumi. Setelah banyak perkembangan anak keturunannya akhirnya Nabi Adam meninggal dunia.

Setelah lama ditinggalkan oleh ayahnya (Nabi Adam Alaihissalam), maka anak cucu keturunannya mulai banyak yang berpaling dari jalan kebenaran sebagaimana yang telah di syariatkan waktu itu sebagai ajaran Islam pada masanya.

Untuk mengingatkan kembali manusia pada fitrahnya, lalu Allah swt mengutus kembali utusannnya yakni seorang Nabi lain yang bernama Nabi Idris Alaihissalam yang merupakan masih keturunan yang keenam dari Nabi Adam Alaihissalam.

Demikianlah kisah Habil dan Qabil terbunuhnya manusia pertama di atas bumi,  sebagai bagian dari kisah terjadinya pembunuhan pertama manusia di atas bumi, yang dilakukan oleh Qabil terhadap Habil atas dasar memperturutkan hawa nafsu. 

Wallaahu a'lam

Posting Komentar untuk "Kisah Habil dan Qabil : Terbunuhnya Manusia Pertama di Atas Bumi"