Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Nabi Yang Tidak Berhasil Membawa Keluarganya Masuk Agama Tauhid


Sahabat beriman! Berdakwah merupakan kewajiban semua orang yang sudah menganut agama Islam, dengan kata lain bahwa kegiatan mengajak kepada jalan kebenaran ajaran Islam bukanlah hanya tugas para Nabi dan Rasul, ulama. kiyai, ustadz saja namun semua umat Islam punya kewajiban yang sama dalam menyebarkan ajaran Islam..

Mengajak bukan berarti orang yang kita ajak tersebut harus mengikuti apa yang kita sampaikan, mengenai hasilnya hanya Allah saja yang akan menentukan, kewajiban kita antara sesama hanya saling mengingatkan dan saling menasihati. Begitupun apa yang telah menimpa sebagian para Nabi yang keluarganya sendiripun tidak mampu untuk di ajak, dibawa kepada jalan kebenaran.

Pembahasan kali ini kita akan coba mencari tahu siapa saja mereka dalam bahasan tentang kisah Nabi yang tidak berhasil membawa keluarganya masuk agama tauhid. Untuk lebih jelasnya mari kita simak paparan kisahnya berikut ini :

1.  Nabi Nuh Alaihissalam

Sebagaimana kita ketahui dalam banyak cerita kisah-kisah sejarah, bahwa Nabi Nuh Alaisissalam berdakwah kepada kaumnya selama hampir seribu tahun, atau lebih tepatnya 950 tahun dalam sepanjang usinya. Dengan rasa kesabaran yang dimilikinya ia terus berupaya mengingatkan kaumnya supaya mau kembali kepada agama tauhid.

Namun apalah daya tangan tak sampai, selama ia di angkat menjadi Nabi hingga usianya 950 tahun ia berdakwah kepada kaumnya, ia hanya mampu membawa pengikutnya sebanyak yang ikut naik ke kapalnya. Ahli sejarah mengatakan hanya sekitar 80 orang yang ditambah dengan beragam sebagian dari jenis binatang yang ikut di angkut bersamanya kedalam bahtera kapal itu.

Pembangunan kapal yang dilakukan oleh nabi Nuh alaihissalam beserta kaumnya yang terdiri dari kaum yang lemah. Nabi Nuh membangun kapal tersebut atas bimbingan dan petunjuk dari Allah swt, kita tidak mengetahui bagaimana sebuah bahtera kapal laut sebesar itu bisa dibangun di zaman itu.

Semua kaum nabi Nuh yang membangkang memperolok olok dan menertawakan nabi Nuh ketika sedang membangun kapal tersebut, mereka berkata "mana bisa kapal mengapung kalau berada di atas perbukitan", saking rasa bencinya bahkan mereka sampai mengotori kapal tersebut dengan di jadikan sebagai tempat buang air besar.

Atas kezaliman yang mereka perbuat, maka Allah swt membalasnya dengan mengirimkan penyakit, dan penyakit itu hanya bisa sembuh jika di obati dengan kotoran mereka yang pernah di buang di kapal Nabi Nuh tersebut. Maka akhirnya mereka mengambil kotoran tersebut untuk dijadikan sebagai obat.

Atas kuasa Allah swt akhirnya kapal tersebut menjadi bersih kembali tiada tersisa sedikitpun kotoran manusia yang pernah dibuang disana yang menempel dikarenakan semuanya habis dan bersih kembali akibat di ambil kembali oleh kaumnya tersebut.

Setelah bahtera kapal tersebut selesai, maka Allah swt memerintahkan Nabi Nuh untuk segera menaikan semua pengikutnya dan sebagian dari jenis binatang ke atas kapal tersebut. Tak lama setelah itu turunlah hujan yang terus menerus yang mengakibatkan banjir besar sehingga air naik sampai ke atas pegunungan.

Semua pengikut nabi Nuh ikut masuk kedalam kapal tersebut kecuali putranya yang bernama Kan'an, ia menolak ikut naik ke kapal bersama nabi Nuh, malahan ia mencari perbukitan gunung yang lebih tinggi untuk menghindari banjir tersebut, namun akhirnya ia tewas terseret arus air bah tersebut karena semua daratan tertutup oleh banjir besar.

2.  Nabi Luth Alaihissalam

Nabi Luth alaihissalam adalah nabi yang hidup sejaman dengan nabi Ibrahim alaihissalam, dalam kisahnya ia hidup berada bersama suatu kaum yang mepunyai penyimpangan perilaku seksual, yakni kaum yang menyukai sesama jenis dengan kata lain homoseksual.

Nabi Luth As berupaya terus mengingatkan kaumnya untuk kembali kepada jalan kebenaran dan meninggalkan kebiasaan buruk mereka tersebut, namun tetap saja kaumnya tetap membangkang dan malah mereka berani menentang atas apa yang nabi Luth sampaikan. 

Suatu waktu nabi Luth kedatangan tamu, ternyata tamu tersebut adalah malaikat yang di utus oleh Allah swt supaya memberikan azab kepada kaum tersebut atas perbuatan dosa mereka, dan memerintahkan nabi Luth dan sebagian kecil pengikutnya untuk meninggalkan tempat itu.

Akhirnya nabi Luth pergi bersama sebagian kecil pengikutnya meninggalkan tempat tersebut. Malaikat utusan itu berpesan bahwa selama perjalanan meninggalkan tempat tinggalnya itu jangan sekali-kali menoleh melihat kebelakang.

Nabi Luth bersama sebagian kecil pengikutnya telah pergi meninggalkan tempat itu kecuali istrinya sendiri, ia enggan mengikuti suaminya (Luth), dan pada akhirnya ia termasuk golongan dari kaumnya dikarenakan ia suka membantu atas perbuatan dosa yang dilakukan oleh kaum tersebut.

3.  Nabi Ibrahim Alaihissalam

Nabi Ibrahim hidup pada zaman kerajaan Namrud yang angkuh yang tabiatnya sama dengan raja-raja Firaun yaitu mengaku sebagai Tuhan. Ibrahim terlahir di tengah-tengah kaumnya yang suka menyembah kepada benda-benda terutama patung yang dibuat. awalnya Nabi Ibrahim juga mencari tahu siapa sebenarnya tuhan itu, namun akhirnya ia diangkat oleh Allah swt menjadi seorang Nabi.

mengawali dakwahnya ia mula-mula mengajak ayahnya sendiri agar mau menerima ajaran Tauhid (Islam), namun ternyata ayahnya menolaknya. Nabi Ibrahim lantas menyerahkan semuanya kepada Allah atas apa yang terjadi dalam kelurganya dan ia berlepas diri dari masalah ayahnya itu kelak dihadapan Allah swt.

Kisah selengkapnya tentang Nabi Ibrahim bisa sahabat baca kembali dalam kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan dalam artikel sebelumnya.

4.  Nabi Muhammad SAW

Kisah tentang perjalanan Nabi Muhammad SAW merupakan kisah Nabi yang paling dekat dengan zaman kita hari ini, maka tidaklah heran jika kisah perjalanan hidupnya sudah banyak diketahui oleh Umat Islam hampir seluruhnya. 

Meskipun Nabi Muhammad sudah diangkat menjadi Nabi dan rasul tetapi ternyata ada pihak keluarga yang tidak mau mengikuti ajakan dan ajaran Islam, karena rasa kekhawatiran akan kehilangan wibawa kesukuan bangsanya, ia adalah Abu Thalib yang tak lain adalah pamannya sendiri. Kita kenal bahwa Abu Thalib sangat menyayangi Nabi Muhammad bahkan melindunginya dari rongrongan kaum kufar Quraisy saat itu.

Selain itu juga, menurut pendapat para ulama bahwa ibunya (Siti Aminah) dan ayahnya (Abdullah) juga belum sempat masuk kepada ajaran Islam, karena mereka meninggal sebelum Nabi Muhammad saw di angkat menjadi Nabi dan Rasul.

Demikianlah pembahasan singkat tentang kisah Nabi yang tidak berhasil membawa keluarganya masuk agama tauhid, semoga ada hikmahnya buat kita semua.

Wallaahu a'lam.

Posting Komentar untuk "Kisah Nabi Yang Tidak Berhasil Membawa Keluarganya Masuk Agama Tauhid"