Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Masitoh : Tukang Sisir Permaisuri Firaun yang Memeluk Islam


Kehidupan dalam lingkungan Istana kerajaan fir'aun penuh dengan kesenangan dan kemewahan. Meskipun berbeda ukuran kata mewah dengan ukuran kemewahan dengan masa sekarang. Semua pekerjaan ditangani oleh para pembantu istana kerajaan termasuk salah satunya tukang sisir.

Kisah tentang tukang sisir permaisuri fir'aun yang memeluk Islam yang bernama Masitoh, sangat menggugah akal dan pikiran. Untuk mengetahui kisah selengkapnya tentang Kisah Masitoh, tukang sisir permaisuri Firaun yang memeluk Islam,  mari ikuti dan simak kisah selengkapnya berikut ini :

Latar Belakang

Suatu ketika, Masitoh sedang melaksanakan pekerjaannya yakni sedang menyisir rambut kepala permaisuri raja fir'aun. Waktu itu tiba-tiba sisirnya jatuh ke bawah, lalu ia mengucapkan kalimat istighfar "Astaghfirullah". Akhirnya terbongkarlah keimanan siti Masitoh yang selalu ia sembunyikan.

Mendengar kalimat itu permaisuri kaget, lalu ia berkata pada Masyitoh : Apakah ada Tuhan selain suaimiku? Masitoh menjawab : Tidak ada Tuhan yang lain, kecuali Allah.

Setelah kejadian itu permaisuri tersebut melaporkan hal itu kepada fir'aun (suaminya).

Lalu Firaun berkata : Apa, di dalam kerajaanku sendiri ada pengikut Musa ? Teriak Fir’aun dengan nada amarah yang membara setelah mendengar cerita permaisurinya perihal keimanan Siti Masyitoh.

Firaun menambahkan : Baru saja aku menerima laporan dari Hamman, mentriku, bahwa pengikut Musa terus bertambah setiap harinya. dam kini pelayanku sendiri ada yang berani memeluk agama yang dibawa Musa. Kurang ajar Masyitoh itu, gumam firaun.

Kemudian firaun memerintahkan pengawalnya untuk membawa Masyitoh, ia berkata : Panggil Masyitoh kemari,” perintah Fir’aun kepada [ara pengawalnya. lalu Masyitoh datang menghadap Fir’aun dengan tenang. Tidak ada secuil pun perasaan takut di hatinya. Ia yakin bahwa Allah akan senantiasa menyertainya.

Ketika Masitoh sudah ada dihadapan fir'aun, lalu fir'aun bertanya : Hai Masitoh, apakah engkau ber-Tuhan selain kepadaku?

Mendengar kalimat itu, Masitoh menjawab : Aku hanya ber-Tuhan kepada Allah semata.
Lalu fir'aun berkata lagi : Jika begitu Masitoh telah mengakui Tuhan selain daripadaku.

Lalu Masitoh menyahut : Ya, betul

Masitoh menjawab dengan mantap tanpa ada keraguan. Mendengar kalimat itu fir'aun sangat marah besar, lalu ia mengancam akan menghukum Masitoh dan keluarganya termasuk anak-anaknya, waktu itu ia masih memiliki seorang bayi.

Kejamnya siksaan Fir'aun terhadap Masitoh

Ketika sudah mengetahui keimanan Masitoh hanya kepada Allah semata bukan kepada fir'aun, lalu fir'aun memerintahkan kepada rakyatnya untuk mengumpulkan kayu bakar dan menyiapkan sebuah belanga yang besar untuk memasak air hingga panas.

Air sudah kelihatan mendidih, lalu satu persatu anak-anak Masitoh di paksa untuk masuk kedalam belangan tersebut, ketika sampai pada anak yang paling kecil, lalu masitoh berdiam sejenak, ia merasa tidak tega dengan anak yang masih kecil itu.

Ketika Masitoh sedang merasa bimbang dan ragu, tiba-tiba sang anak yang masih kecil bicara : Hai ibuku janganlah tertekun, masukkanlah aku kedalam belanga itu, kita berada di phak yang benar, janganlah ibuku merasa takut, Tuhan akan menolong kita.

Saat mendengar hal yang disampaikan sang anak yang masih kecil itu, maka teguhlah hati dan keimanan Masitoh, kemudian anak itu dimasukkan kedalam belanga yang panas mendidih itu. Ketika semua anaknya sudah dimasukkan semua kedalam belanga panas, lalu Masitoh menceburkan dirinya kedalam belanga itu.

Orang-orang yang menyaksikan peristiwa tersebut semuanya mengira bahwa Masitoh akan merasakan sakit, panas dan akan hancur menjadi gulai. Namun menurut Masyitoh dan anak-anaknya tidak merasakan sesuatu karena pertolngan Allah semata.

Setelah peristiwa tersebut, bukannya rakyat merasa takut kepada fir'aun dan bala tentaranya, akan tetapi malah bertambah banyak orang-orang yang mengikuti Nabi Musa Alaihissalam, sehingga fir'aun pun menjadi sangat bertambah marah.

Akibatnya, fir'aun menjadi bertambah-tambah kejam kepada siapapun rakyatnya yang membangkang yang tidak mau mengakui bahwa dirinya adalah Tuhan yang harus di sembah. Dari kejadian tersebut maka Nabi Musa dan Nabi Harun mengajak para pengikutnya untuk hijrah keluar dari kota negeri Mesir.

Demikianlah kisah Masitoh, tukang sisir permaisuri firaun yang memluk Islam, yang memegang teguh atas keimanan dan keyakinannya hanya kepada Allah swt semata dan ia tidak takut kepada selain Allah.

Semoga kisah ini ada hikmahnya buat kita semua.
Wallaahu A'lam

Posting Komentar untuk "Kisah Masitoh : Tukang Sisir Permaisuri Firaun yang Memeluk Islam"