Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Turunnya Al-Quran, Periodisasi dan Awal Dibukukannya


Sahabat beriman! Allah swt menurunkan kitabnya dalam berbagai masa, sebelum Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, telah turun juga kitab-kitab sebelumnya seperti kitab Zabur, Taurat dan Injil. Sebagai keistimewaan Nabi Muhammad saw, maka Allah swt menurunkan kitabnya yang terakhir yaitu kitab Al-Quran.

Kitab Al-Quran yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad saw, tidak serta merta sekaligus namun ia melalui rentang waktu dan tahapan-tahapan dalam proses penyampaiannya ketika di sampaikan oleh malaikat Jibril.

Sejarah Turunnya al-Quran

Kitab Al-Qur’an diturunkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw dalam jangka waktu lebih kurang 23 tahun melalui perantaraan malaikat Jibril secara berangsur-angsur. Dimulai dari bulan Ramadhan ketika Nabi Muhammad Saw sedang bertahanus menyendiri di Gua Hira, hingga wahyu terakhir ketika sedang melaksanakan haji wada’.

Surat-surat dan ayat-ayat Al-Qur’an diturunkan secara bertahap kepada Nabi Saw. Hal ini dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an. Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-Isra' ayat 106.

وَقُرۡءَانٗا فَرَقۡنَٰهُ لِتَقۡرَأَهُۥ عَلَى ٱلنَّاسِ عَلَىٰ مُكۡثٖ وَنَزَّلۡنَٰهُ تَنزِيلٗ

Artinya : "Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan secara berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia, dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. (Qs. Al-Isra' ayat : 106)

Setelah wahyu diterima, kemudian nabi Muhammad membacakan kepada para sahabat yang mendengarnya. Para sahabat diperintahkan untuk mencatat ayat-ayat tersebut di atas kayu, pelepah kurma, di atas batu, tulang unta dan lain sebagainya.

Diantara para sahabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Rasulullah Saw sebagai pencatat wahyu, yaitu Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali Abi Thalib, Mua’wiyah, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, Khalid bin Walid dan Tsabit bin Qais.
 
Periodisasi Diturunkannya al-Quran
 
Para ulama 'Ulum Al-Qur’an membagi sejarah turunnya Al-Qur’an dalam dua periode, yaitu : Periode sebelum hijrah dan Periode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun pada periode pertama dinamai ayat-ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat Madaniyyah.

a. Periode Makkiyah

Yaitu : Ayat Al-Qur’an yang turun sebelum Nabi Muhammad Saw melakukan hijrah ke Madinah. Berjumlah 86 Surat, diturunkan selama 12 tahun 5 bulan. Wahyu yang pertama kali turun pada tanggal 17 Ramadhan 610 Masehi di Gua Hira pada saat Nabi Muhammad Saw bertahannus adalah Surat Al-'Alaq ayat 1-5.

ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ ١ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِنۡ عَلَقٍ ٢ ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ ٣ ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ ٤ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ ٥

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Qs. Al-'Alaq ayat 1-5)

Pada periode makkiyah telah menimbulkan bermacam-macam reaksi di kalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi-reaksi tersebut nyata dalam tiga hal pokok, yaitu :
  1. Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran-ajaran Al-Qur’an.
  2. Sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al-Qur’an, karena kebodohan mereka (Qs. 21:24), keteguhan mereka mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek moyang (Qs. 43:22), dan atau karena adanya maksud-maksud tertentu dari satu golongan seperti yang digambarkan oleh Abu Sufyan: "Kalau sekiranya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan nubuwwah, kemuliaan apa lagi yang tinggal untuk kami."
  3. Dakwah Al-Qur’an mulai melebar melampaui perbatasan Makkah menuju daerah-daerah sekitarnya.
Periode Madaniyyah

Yaitu ayat Al Qur’an yang turun sesudah Nabi Muhammad Saw melakukan hijrah ke Madinah. Berjumlah 28 Surat, Turun selama 9 tahun 9 bulan, Selama masa periode ini, dakwah Al-Qur’an telah dapat mewujudkan suatu prestasi besar karena penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas melaksanakan ajaran-ajaran agama di Yatsrib (yang kemudian diberi nama al -Madinah al-Munawwarah). 

Wahyu yang terakhir diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw terdapat dalam ayat al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 3 sebagai berikut.

...ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ...

Artinya : .... ”Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan bagimu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridlai Islam itu jadi agamamu”.... (Qs. Al-Maidah ayat 3)

Periodisasi Awal Dibukukannya al-Quran

Periodisasi awal dibukukannya kitab suci al-quran, terbagi kedalam 2 bagian, yaitu : sebelum Nabi Muhammad SAW wafat dan sesudah nabi Muhammad SAW wafat.
 
1. Al-Qur’an pada masa sebelum Rasulullah SAW wafat

Pada masa ini, Al-Qur’an diturunkan ayat demi ayat dan surat demi surat. Karena kefasihan dan keindahan bahasanya luar biasa, ia tersebar dengan cepat dan menakjubkan. Secara sembunyi-sembunyi dalam malam-malam yang gelap, kaum muslimin datang mendekati rumah Nabi Saw untuk mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang sedang beliau bacakan.

Kaum Muslimin juga bersungguh-sungguh dalam menghapal dan mempelajari Al-Qur’an, karena Nabi Saw diperintahkan untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada mereka (QS 16:44). Setelah Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah, dan urusan kaum Muslimin menjadi teratur, beliau memerintahkan kepada sekelompok sahabatnya untuk memperhatikan keadaan Al Qur’an, mengajarkan, mempelajari dan menyebarkannya lagi.

Wahyu itu dicatat hari demi hari sehingga tidak musnah, dan mereka dibebaskan dari wajib militer, seperti ditegaskan dalam Al-Qur’an (QS 9: 122). Dalam kelompok itu terdapat beberapa sahabat yang tekun membaca Al-Qur’an, menghapal dan memelihara surat-surat dan ayat-ayatnya.

Mereka inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan Al-Quran. Ayat-ayat yang diturunkan secara bertahap, ditulis pada papan-papan, kulit domba atau pelepah kurma, dan dihapalkan.

2. Al-Quran pada masa sesudah Rasulullah wafat

Sesudah Rasulullah wafat, Ali bin Abi Thalib diam di rumahnya untuk menghimpun Al-Qur’an dalam satu mushaf menurut urutan turunnya. Dan belum enam bulan sejak wafatnya Rasulullah, dia telah merampungkan penghimpunan itu dan mengusungnya ke atas punggung unta.

Satu tahun sesudah Rasulullah wafat, pecahlah perang Yamamah yang merenggut korban tujuh puluh orang qurra’ (ahli baca Quran). Pada waktu itu khalifah berpikir untuk menghimpun surat-surat dan ayat-ayat Al-Qur’an dalam satu mushaf, karena khawatir akan terjadi perang lagi serta khawatir akan punahnya para qurra’ dan hilangnya Al-Qur’an karena kematian mereka.

Khalifah memerintahkan kepada sekelompok qurra` sahabat di bawah pimpinan Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Qur’an. Mereka menghimpun dari papan-papan, pelepah-pelepah kurma, dan kulit-kulit domba yang terdapat di rumah Nabi yang ditulis oleh para penulis wahyu, dan tulisan-tulisan yang ada pada sahabat-sahabat yang lain.

Setelah menyelesaikan penghimpunan (pengumpulan) itu, mereka menyalin beberapa naskah dan dibagikan ke beberapa negeri Islam. Sesudah khalifah ketiga mengetahui bahwa Al-Qur’an terancam perubahan dan penggantian akibat sikap mempermudah dalam menyalin dan memeliharanya, dia memerintahkan untuk mengambil mushaf yang disimpan oleh Hafsah, yakni naskah pertama di antara naskah-naskah khalifah pertama, dan memerintahkan kepada lima orang sahabat, yang di antaranya Zaid bin Tsabit, untuk menyalin mushaf tersebut.

Khalifah ketiga juga memerintahkan agar semua naskah yang terdapat di negeri-negeri Islam dikumpulkan dan dikirimkan ke Madinah, kemudian dibakar. Mereka menulis lima naskah Al-Qur’an. Satu naskah ditinggal di Madinah dan empat yang lainnya dibagi-bagikan ke daerah Makkah, Suriah, Kufah dan Basrah. Masing-masing satu buah mushaf.

Ada yang mengatakan bahwa selain lima naskah ini, ada satu naskah yang dikirimkan ke Yaman, dan satu lagi ke Bahrain. Naskah inilah yang dikenal dengan sebutan Mushaf Imam dan semua naskah Al-Qur’an ditulis menurut salah satu dari kelima naskah ini.

Semua naskah ini dan mushaf yang ditulis melalui perintah khalifah pertama tidak berbeda, kecuali dalam satu hal, yaitu bahwa surat al Bara'ah dalam mushaf khalifah pertama diletakkan di antara surat-surat mi'un, dan surat al-Anfal diletakkan di antara surat-surat matsani. Sedangkan dalam Mushaf Imam, surat al Anfal dan al Bara'ah diletakkan di antara surat al A'raf dan Yunus.

Demikian bahasan tentang sejarah turunnya Al-Quran, periodisasi dan awal dibukukannya. Semoga dengan mengetahui hal ini akan timbul lebih rasa kecintaan kita pada kitab Al-Quran dan mengamalkannya pada kehidupan sehari-hari.

Posting Komentar untuk "Sejarah Turunnya Al-Quran, Periodisasi dan Awal Dibukukannya"