Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Isi Kandungan Surat Al-Lail Ayat 8-11


Dalam ayat ini Allah swt memberikan peringatan kepada manusia berupa ancaman bagi siapa saja diantara umat manusia yang mempunyai perilaku sifat kikir atau bakhil. Perbuatan kikir telah nyata dapat membawa dan menjerumuskan manusia kedalam kebinasaan sebagaimana yang pernah menimpa orang-orang terdahulu seperti Qarun.

Islam sangat membenci sifat bakhil, karena sifat bakhil adalah salah satu dari karakter orang munafiq yang tidak mau berkorban untuk kebaikan. Padahal karakter orang yang beriman adalah siap berkorban dengan apa saja demi Islam, Allah Swt akan menimpakan berbagai keburukan, kesesatan, dan memasukkannya ke dalam neraka.

Berikut isi kandungan surat Al-Lail ayat 8-11.

وَاَمَّا مَنْۢ بَخِلَ وَاسْتَغْنٰىۙ وَكَذَّبَ بِالْحُسْنٰىۙ فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْعُسْرٰىۗ وَمَا يُغْنِيْ عَنْهُ مَالُهٗٓ اِذَا تَرَدّٰىٓۙ 

Arab latin

Wa Ammaa Mambakhila Wastaghnaa, Wakadzaba Bilhusnaa, Fasanuyassiruhuu lil'usroo, Wamaa Yughnii 'Anhu Maaluhuu Idzaa Taroddaa.

Artinya : Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup (8), serta mendustakan pahala yang terbaik (9), maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar (10), Dan hartanya tidak bermanfa'at baginya apabila ia telah binasa (11). Qs. Al Lail ayat 8-11

Penjelasan Ayat

Dalam tafsir Ibnu Kasir dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan surat Al-Lail ayat 8-11 ini adalah, sebagai berikut :

8. Wa Ammaa mam bakhila was taghnaa (“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup.”) ‘Ikrimah berkata dari Ibnu ‘Abbas: “Yakni kikir terhadap hartanya dan tidak membutuhkan Rabb-nya.” Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim. 

9. Wakadzdzaba bil husnaa (“Serta mendustakan pahala yang terbaik.”) yakni mendustakan pahala di alam akhirat kelak.

10. FasanuyassiruHuu lil ‘usraa (“Maka kelak kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar”) Yakni jalan keburukan, sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt dalam surat Al An'am ayat 110.

Allah SWT berfirman,

وَنُقَلِّبُ اَفْـِٕدَتَهُمْ وَاَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوْا بِهٖٓ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّنَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ ࣖ ۔

Artinya: “dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (al Qur’an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” (Qs. Al-An’am: 110)

Ayat-ayat al-Qur’an yang membahas tentang pengertian ini cukup banyak yang menunjukkan bahwa Allah Swt akan memberi balasan kepada orang yang menuju kepada kebaikan berupa taufiq untuk mengarah kepadanya. Dan barangsiapa menuju kepada keburukan, akan diberi balasan berupa kehinaan. 

11. Wa maa yughnii ‘anhu maa luhuu idzaa taraddaa (“Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. Maksudnya : “Yakni, jika telah binasa di dalam Neraka.” 

Rasulullah Saw. telah mengingatkan kita agar menjauhi sifat zalim dan kikir karena sifat zalim menjadikan kegelapan bagi manusia pada hari kiamat dan sifat kikir inilah yang telah mencelakakan dan menjadi sebab terjadinya pertumpahan darah diantara umat terdahulu. 

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah sallallahu alaihi wasallam pernah bersabda: 

“Jauhilah (takutlah) oleh kalian perbuatan dhalim, karena kedhaliman itu merupakan kegelapan pada hari kiamat. Dan jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena kikir telah mencelakakan umat sebelum kalian, yang mendorong mereka untuk menumpahkan darah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan bagi mereka”. (HR. Muslim)

Dalam hadits ini terdapat peringatan dari berbuat dhalim dan anjuran untuk berbuat adil. Syari’at Islam memerintahkan kita untuk berlaku adil, dan melarang dari berbuat dhalim. Lawan dari dhalim adalah adil. Adil artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya serta melaksanakan hak-hak yang wajib. 

Adapun zalim yaitu meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Keadilan yang paling adil dan yang pokok adalah mengakui dan mengikhlaskan tauhid hanya kepada Allâh Swt semata-mata, beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang baik, serta mengikhlaskan agama dan ibadah hanya kepada Allah Swt. 

Perbuatan kezhaliman yang paling besar yaitu perbuatan melakukan kesyirikan yaitu menyekutukan Allah Swt. Sebagaimana nasihat Luqman Al Hakim kepada anaknya, berikut ini : 

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allâh Swt., Sesungguhnya mempersekutukan (Allah Swt.) adalah benar-benar kedhaliman yang besar.” (Qs. Luqman ayat :13)

Allah SWT juga berfirman dalam Qs. Ali Imran ayat 180, berikut ini.

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۗ سَيُطَوَّقُوْنَ مَا بَخِلُوْا بِهٖ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ وَلِلّٰهِ مِيْرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ࣖ

Artinya : Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah Swt. kepada mereka dari karunia-Nya, mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat. milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Qs. Ali ‘Imran :180) 

Dalam bahasa arab bakhil biasa disebut dengan As-Syuhha. Sedangkan menurut istilah adalah bakhilnya seseorang terhadap harta dan segala kebaikan yang ada pada dirinya atau pada orang lain. 

Perilaku sifat bakhil, kikir, dan pelit ini termasuk perkara yang dapat membinasakan, sebagaimana Rasulullah Saw pernah bersabda dalam sebuah haditsnya : Tiga perkara yang membinasakan (yaitu) kikir (pelit) yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan takjubnya seseorang terhadap dirinya sendiri. 

Untuk menghindari perilaku sifat bakhil atau kikir ini, maka Rasulullahh Saw mengajarkan do’a dan beliau juga sering memanjatkan doa seperti di bawah ini, supaya terhindar dari sifat bakhil: 
...Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan, kesedihan, kelemahan, kemalasan, sifat bakhil (kikir), pengecut, lilitan hutang, dan dikuasai orang lain...
Demikianlah tentang isi kandungan surat al-Lail ayat 8-11, semoga ada pelajaran dan hikmahnya buat kita semua. Wallaahu a'lam.

Posting Komentar untuk "Isi Kandungan Surat Al-Lail Ayat 8-11"