Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Keteladanan Nabi Ibrahim AS


Dalam perjalanan dakwahnya sebagai utusan, Nabi Ibrahim As memiliki kesamaan dengan kisahnya Nabi Musa As, karena dalam mengemban misinya sebagai Nabi dan Rasul ia juga dihadapkan kepada penguasa yang zalim yang telah mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan yang harus di sembah oleh rakyatnya, karena merasa bahwa ia telah memberikan penghidupan terhadap rakyatnya.

Berikut penjelasan tentang kisah keteladanan Nabi Ibrahim As selengkapnya.

Kelahiran Nabi Ibrahim AS

Nabi Ibrahim lahir pada tahun 2295 sebelum masehi di daerah Mausul. Ayahnya bernama Azar (Tarih) bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh As. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama Faddam A'ram dalam kerajaan Babylon yang pd waktu itu diperintah oleh seorang raja bernama Namrud bin Kan'an. 

Raja Namrud menjalankan tampuk pemerintahnya dengan tangan besi dan kekuasaan mutlak. Semua kehendaknya harus terlaksana dan segala perintahnya merupakan undang-undang yang tidak dapat dilanggar atau ditawar. Kekuasaan yang besar yang berada di tangannya itu dan kemewahan hidup yang berlebih-lebihan yang ia nikmati lama-kelamaan menjadikan ia tidak puas dengan kedudukannya sebagai raja. 

Raja Namrud merasa bahwa dirinya patut disembah oleh rakyatnya sebagai Tuhan. Ia berfikir jika rakyatnya mau dan rela menyembah patung-patung yang terbuat dari batu yang tidak dapat memberi manfaat dan mendatangkan kebahagiaan bagi mereka, mengapa bukan dia yang disembah sebagai Tuhan. 

Di tengah-tengah masyarakat yang sedemikian buruknya, maka lahir dan dibesarkanlah Nabi Ibrahim dari seorang ayah yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Ia sebagai calon Rasul dan pesuruh Allah Swt yang akan membawa pelita kebenaran kepada kaumnya, jauh-jauh telah diilhami akal sehat dan pikiran tajam serta kesadaran bahwa apa yang telah diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah perbuatan yang sesat. 

Hal tersebut yang menandakan kebodohan dan kecetekan fikiran dan bahwa persembahan kaumnya kepada patung-patung itu adalah perbuatan mungkar yang harus diberantas dan diperangi, agar mereka kembali kepada persembahan yang benar ialah persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan pencipta alam semesta ini. 

Diantara para rasul yang djadikan teladan adalah Nabi Ibrahim As, selain beliau nabi pilihan yang mendapat gelar kholilullah (kekasih Allah) juga disebut Abul Anbiya (bapak dari para Nabi) karena Nabi-nabi sesudah beliau adalah dari zduriyahnya (keturunannya) nabi-nabi bani Israil Nabi Ishaq, Ya`qub Yusuf Syuaib Harun, Musa sampai nabi Isa As. 

Demikian juga junjungan Nabi kita Muhammad SAW, bin Abdullah, bin Abdil Mutholib, bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushoy bin Kilab, bin Murroh bin Ka`ab, bin Luay, bin Gholib, bin Fihir, (Fihri dilaqobi Quroisy) bin Malik bin Nadlor, bin Kinanah bin Khuzaimah, bin Mudrikah bin Ilyas, bin Mudlor bin Nizar bin Ma`ad bin `Adnan bin Nabi Isma`il bin Ibrahim AS. 

Allah swt berfirman dalam Qs. Ali Imran ayat 67, artinya : “Ibrahim bukanlah Yahudi dan bukanlah Nasrani akan tetapi dia adalah yang bersih dan muslim dan dia bukan orang yang mensekutukan Allah”. (QS. Ali Imran: 67)

Berikut ini 6 (enam) bentuk-bentuk keteladanan Nabi Ibrahim As, yaitu :

1. Keteladanan dalam hal mencari dan meyakini Allah Swt sebagai Tuhan yang patut disembah dan menjadi tujuan ibadah

2. Keteladanan mentaati perintah Allah Swt. dalam menjalankan da’wah ditempat lainnya dengan meninggalkan Siti Hajar dan Ismail di Makkah yang serba kekurangan/keterbatasan

3. Keteladanan dan keberaniannya ketika ingin mereformasi merubah masyarakatnya dan penguasanya dari penyembahan kepada materi, benda dan berhala-berhala kepada mengesakan Allah SWT.

Kalimat tauhid/kalimatul ikhlas Laa Ilaaha Illallah bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, terlebih dahulu Ibrahim As menyampaikannya kepada ayahnya, dengan bahasa yang santun beliau sampaikan pemahaman tentang ketauhidan.

Sebagaimana telah dikisahkan dalam Qs. Maryam ayat 41-47, berbunyi :

Artinya : “ Dan ingatlah dalam kitab Ibrahim sesungguhnya dia adalah orang yang benar lagi seorang nabi, ingatlah ketika ia berkata kepada ayahnya wahai ayahku kenapa engkau meyembah apa-apa yang tidak bisa mendengar dan tidak bisa melihat? wahai ayahku sesungguhnya telah sampai kepadaku wahyu, apa-apa yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku aku tunjukkan jalan yag lurus, wahai ayahku janganlah engkau menyembah setan sesungguhnya setan itu bermaksiat kepada Allah. Wahai ayahku sesungguhnya aku takut azdab Allah akan menimpamu sehingga setan menjadi temanmu. Lalu ayah Ibrahim berkata kepada Ibrahim, Hai Ibrahim apakah engkau membenci tuhan- tuhanku? Sungguh jika engkau tidak berhenti membenci tuhan-tuhanku sungguh aku akan merajammu dan pergilah segera dariku. Ibrahim berkata semoga engkau selamat dan aku akan mendoakan untukmu agar Allah Tuhanku mengampunimu sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. (QS. Maryam 41-47).

Ajakan Ibrahim As. kepada ayahnya mendapat penentangan yang keras sehingga Ibrahim As diusir ayahnya, sekalipun demikian Ibrahim As ia tetap baik dengan ayahnya dan tetap mendoakannya, Lalu Ibrahim AS. membuktikan kepada masyarakatnya bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbuat apa-apa. 

Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala sembahan penguasa Namrud dan kaumnya, sehingga Ibrahim As dimasukkan ke dalam api sebagai penyiksaan terhadapnya, kemudian Allah Swt menolongnya dengan menjadikan apinya menjadi dingin dan Nabi Ibrahim selamat tanpa ada bekas luka sedikitpun. 

Sebagaimana dijelaskan di dalam QS. al Anbiya’ ayat 69, berbunyi :
Artinya : “ Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim."

4. Ketaatanya ketika Ismail beranjak dewasa Nabi Ibrahim As. kembali diuji Allah agar menyembelih putranya, putra yang sangat dicintai dan didamba-dambakan dalam doanya: Robbi hab lii minassholihin.

Sebagaimana di jelaskan dalam QS. As Shaffat ayat 102, berbunyi :

Artinya : “ Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar". (Qs. as Shaffat ayat 102)

Kemudian Nabi Ibrahim melaksanakan perintah penyembelihan ketika keduanya pasrah dan ketika Ibrahim As. menempelkan pisau di leher Ismail. Allah Swt. memanggil Ibrahim As. Sebagaimana firman Allah swt berikut ini.

Artinya : “ Wahai Ibrahim engkau telah membenarkan perintahKu melalui mimpimu Sesungguhnya dengan demikian akan membalas orang-orang yang berbuat baik, sesunggguhnya ini adalah ujian yang nyata dan kami tebus Ismail dengan sembelihan hewan qurban yang besar. Dan kami jadikan teladan untuk orang-orang yang sesudahnya, keselamatan untuk Nabi Ibrahim, demikianlah kami membalas orang-orang yang berbuat baik.” (Qs. As-shaffat 103-110)

5. Keteladanan Nabi Ibrahim ketika Ibrahim diperintah Allah SWT agar membangun (memperbaiki) kembali ka`bah Baitullah yang pertama dibangun dimuka bumi َ

Artinya : “ Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu), menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Qs. Ali Imran : 96-97)

Nabi Ibrahim bersama Ismail membangun kembali Ka`bah sesuai dengan petunjuk Allah, dan sesudah selesai membangun Ka'bah, Allah swt perintahkan Ibrahim As agar memanggil umat manusia untuk berhajji.

Sebagaimana terdapat dalam Qs. Al Hajj ayat: 26-29, berikut ini :

26. dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan aku dan sucikanlah rumahKu ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud.

27. dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus[984] yang datang dari segenap penjuru yang jauh,

28. supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan[985] atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak[986]. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.

29. Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran[987] yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka[988] dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).

Doa Nabi Ibrahim AS

Selanjutnya Nabi Ibrahim As menyampaikan visi dan misinya yang kesemuanya itu terungkap dalam doa-doanya, berikut ini :

Artinya : “ Ya Tuhanku jadikanlah negeri ini negeri yang aman dan jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari penyembahan terhadap berhala, ya Tuhanku sesungguhnya berhala-berhala itu menyesatkan kebanyakan manusia, maka barang siapa yang mengikuti aku sesungguhnya adalah tergolong umatku dan barang siapa yang menentangku, sesungguhnya Engkau ya Allah maha pengampun lagi Maha penyayang.”(Qs. Ibrahim ayat : 35-36) 

Artinya : “ Ya Tuhan kami sesungguhnya aku tempatkan dari anak cucuku di lembah yang tidak ada tanaman disisi baitikal harom, ya Tuhan kami supaya mereka menegakkan sholat, maka jadikanlah hati manusia condong kepada mereka dan berikanlah kepada mereka rizki dari buah-buahan supaya mereka bersyukur. (Qs. Ibrahim ayat :37)

Dari doa Ibrahim terungkap visi dan misi Nabi Ibrahim dalam membangun negeri dari negeri yang tandus, kering dan tidak ada tanaman menginginkan agar :
  1. Menjadi negeri yang aman.
  2. Penduduknya terdiri dari orang-orang yang beriman bertaqwa mendirikan sholat dan dijauhkan dari penghambaan terhadap berhala-berhala
  3. Menginginkan menjadi negeri yang yang menarik mempesona banyak dikunjungi manusia
  4. Menginginkan menjadi negeri yang penduduknya diberi kecukupan rizki dari buah-buahan, demikianlah orientasi Ibrahim As. Dalam membangun negeri beroreintasi ke depan memikirkan anak cucu dan membangun dari nilai-nilai ruhani keagamaan dengan memakmurkan masjid (baitullah} dan memakmurkan bumi-Nya
Doa-doa Nabi Ibrahim As diqabulkan Allah swt, dan diabadikan dalam Alquran dan keteladanannya juga diabadikan dalam syariat rukun Islam ibadah haji dan ibadah ubudlhiyyah. 

Rasulullah SAW Bersabda :“ Barang siapa yang mempunyai bekal dan kendaraan dan tidak berhajji, maka dikhawatirkan ia mati menjadi Yahudi atau Nasrani”.

Dari dua macam Ibadah tersebut dinyatakan, bahwa yang dimaksud oleh Allah Swt adalah ketaatan, ketaqwaan dan keikhlasan hamba-hamba-Nya dalam melaksanakannya.

6. Keteladanan Nabi Ibrahim ketika Ibrahim As bertawakkal kepada Allah Swt untuk meninggalkan Siti Hajar dan Ismail

Hajar berkata, “Wahai Ibrahim! Kemana engkau hendak pergi meninggalkan kami di lembah yang tak berpenghuni dan tak ada apapun di sini?” Hajar mengucapkan katakatanya berulang kali, namun Nabi Ibrahim tidak juga menolehnya. Akhirnya Hajar bertanya, “Apakah Allâh yang memerintahkan hal ini kepadamu?” Nabi Ibrahim menjawab, “Benar.” Hajar menimpali, “Kalau begitu, Allâh tidak akan menyia-nyiakan kami.” 

Kemudian Hajar kembali ke tempat semula. Nabi Ibrahim Alaihissalam terus pergi, hingga ketika sudah berada di jalan pegunungan dan tidak terlihat lagi oleh Hajar dan putranya, Nabi Ibrahim menghadapkan wajahnya ke Baitullah, lalu beliau memanjatkan doa berikut dengan mengangkat kedua tangannya: ََ

Artinya : “Ya Rabb kami! sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, wahai Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Qs. Ibrahim ayat 14: 37) 

Demikian pembahasan tentang kisah keteladanan Nabi Ibrahim AS, semoga ada hikmah dan pelajaran untuk kita semua. Wallaahu A'lam.

Posting Komentar untuk "Kisah Keteladanan Nabi Ibrahim AS"