Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penjelasan Isi Kandungan Surat Al-Mutaffifin Ayat 1-17


Sejak usia kanak-kanak hingga dewasa dan sebelum di angkat menjadi nabi dan rasul, Nabi Muhammad Saw merupakan sosok manusia yang sudah sudah dikenal terpercaya dimata kaum Quraisy mekkah waktu itu. Sifat-sifat baik seperti jujur, amanah, dan fatonah sudah terpancar dari dalam jiwanya, bahkan saking terpercayanya beliau digelari dengan sebutan "al Amin" artinya orang yang dapat dipercaya.

Dalam kegiatan perniagaan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw, selalu memperoleh hasil keuntungan yang besar. Kenapa demikian, sebab Rasulullah Saw selalu menanamkan perilaku kejujuran dalam setiap transaksi perdagangannya, beliau tidak pernah mengecewakan para pembelinya. Pentingnya perilaku sikap jujur ini sebagaimana Allah sampaikan dalam surat Al-Mutaffifin ayat 1-17.

Berikut adalah penjelasan isi kandungan surat al-Mutaffifin ayat 1-17

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَۙ
الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَ
وَاِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَۗ
اَلَا يَظُنُّ اُولٰۤىِٕكَ اَنَّهُمْ مَّبْعُوْثُوْنَۙ
لِيَوْمٍ عَظِيْمٍۙ
يَّوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَۗ
كَلَّآ اِنَّ كِتٰبَ الْفُجَّارِ لَفِيْ سِجِّيْنٍۗ
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا سِجِّيْنٌۗ
كِتٰبٌ مَّرْقُوْمٌۗ
وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَۙ
الَّذِيْنَ يُكَذِّبُوْنَ بِيَوْمِ الدِّيْنِۗ
وَمَا يُكَذِّبُ بِهٖٓ اِلَّا كُلُّ مُعْتَدٍ اَثِيْمٍۙ
اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ اٰيٰتُنَا قَالَ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَۗ
كَلَّا بَلْ ۜرَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
كَلَّآ اِنَّهُمْ عَنْ رَّبِّهِمْ يَوْمَىِٕذٍ لَّمَحْجُوْبُوْنَۗ
ثُمَّ اِنَّهُمْ لَصَالُوا الْجَحِيْمِۗ
ثُمَّ يُقَالُ هٰذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَۗ

Artinya : 

1. Celakalah orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!
2. (Mereka adalah) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi.
3. (Sebaliknya,) apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka kurangi.
4. Tidakkah mereka mengira (bahwa) sesungguhnya mereka akan dibangkitkan
5. Pada suatu hari yang besar (Kiamat),
6. (yaitu) hari (ketika) manusia bangkit menghadap Tuhan seluruh alam?
7. Jangan sekali-kali begitu! Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-benar (tersimpan) dalam Sijjīn.
8. Tahukah engkau apakah Sijjīn itu?
9. (Ia adalah) kitab yang berisi catatan (amal).
10. Celakalah pada hari itu bagi para pendusta,
11. Yaitu orang-orang yang mendustakan hari Pembalasan.
12. Tidak ada yang mendustakannya, kecuali setiap orang yang melampaui batas lagi sangat berdosa.
13. Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata, “(Itu adalah) dongeng orang-orang dahulu.”
14. Sekali-kali tidak! Bahkan, apa yang selalu mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.
15. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (rahmat) Tuhannya.
16. Sesungguhnya mereka kemudian benar-benar masuk (neraka) Jahim.
17. Lalu dikatakan (kepada mereka), “Inilah (azab) yang selalu kamu dustakan.”

Penjelasan Ayat

Bahasan pokok pada surat Al-Mutaffifin ini adalah ancaman bagi mereka-mereka yang suka menipu dan mengambil hak orang lain, serta ancaman bagi orang-orang kafir yang suka mengejek dan menghina orang-orang beriman. 

Dalam ayat 1-6: Allah memulai surat dengan ancaman bagi orang-orang yang curang dalam timbangan dengan kalimat “wail” artinya celakalah, isyarat bahwa mereka akan mendapatkan azab yang pedih, yaitu orang-orang yang jika menerima takaran mereka minta ditambah tetapi jika mereka menimbang atau menakar mereka mengurangi. 

Merekalah orang-orang yang curang dalam jual beli, mereka tidak beriman dengan adanya hari kiamat, hari kebangkitan, hari yang sangat dahsyat, hari pertanggungjawaban atas apa yang diperbuat. Mengurangi takaran atau timbangan meskipun sedikit tetapi diulang-ulang merupakan perbuatan yang sangat dimurkai Allah. 

Hal ini biasanya dilakukan dengan memainkan timbangan, ukuran atau harga. Jika hal tersebut dilakukan dalam jumlah besar, memakan harta dan hak orang lain dengan korupsi atau hanya menikmati gaji tanpa bekerja maksimal, tentu lebih dimurkai dan dibenci Allah Swt.

Dalam ayat 7-17: Allah menjelaskan bahwa catatan perbuatan orang-orang durhaka terdapat dalam daftar keburukan dan di simpan dalam buku khusus bernama “sijjin” (kumpulan buku-buku para syetan dan orang-orang kafir). Mereka itulah yang mendustakan para rasul dan risalahnya. Sifat-sifat mereka ada tiga: 
  1. Mu’tad (melampaui batas dan melanggar hukum-hukum Allah). 
  2. Atsim (bergelimang dosa dengan mengonsumsi barang haram, berbicara bohong, mengkhianati amanah, dan lain sebagainya. 
  3. Jika dibacakan al-Qur’an, mereka mengatakan bahwa itu hanya dongeng orang-orang terdahulu, bukan wahyu Allah SWT.

Selanjutnya Allah menjelaskan mengapa mereka mengejek al-Qur’an, antara lain karena banyaknya dosa yang menutup hati mereka sehingga mereka tidak mau menerima kebenaran dan kebaikan. Oleh sebab itu mereka jauh dari rahmat Allah sehingga kelak dilemparkan ke dalam api neraka yang paling bawah, dan dikatakan kepada mereka, “inilah azab yang dahulu selalu kamu dustakan“.

Demikian penjelasan isi kandungan surat al-mutaffifin ayat 1-17.
Sumber : Quran Kemenag

Posting Komentar untuk "Penjelasan Isi Kandungan Surat Al-Mutaffifin Ayat 1-17"