Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Perkembangan Islam di Mesir


Wilayah Mesir merupakan Negara pertama di dunia yang mengakui Kedaulatan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Negara ini menganut sistem pemerintahan berbentuk Republik. Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km², Mesir mencakup semenanjung Sinai (dianggap sebagai bagian dari Asia Barat Daya) sedangkan sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika Utara.

Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di Utara-Timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur. Mayoritas penduduk Mesir menetap di pinggir Sungai Nil (sekitar 40.000 km²). Sebagian besar daratan merupakan bagian dari gurun Sahara yang jarang dihuni.

Mayoritas penduduk negara Mesir menganut agama Islam 90% sementara sisanya menganut agama Kristen Koptik dan katolik 10%. Sejak zaman Rasulullah Saw. sebenarnya telah menjalin hubungan baik dengan salah satu bangsawan Afrika yaitu Gubernur Mukaukis di Mesir.

Hubungan baik itu pun berlanjut saat Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah. Pada masa Umar bin Khattab, Mesir dapat dikuasai umat Islam dengan panglima Amru bin Ash berhasil menundukkan benteng Tondanisus di Ainun Syams, dan selanjutnya perjuangan diarahkan ke Iskandariyah, kota pelabuhan terbesar di Mesir.

Setelah seluruh Mesir dikuasai Islam, diadakan perjanjian antara Amru bin Ash dengan Mukaukis, bahwa Mesir menjadi daerah tahklukan Islam. Dalam perkembangan selanjutnya Mesir menjadi daerah Islam dan penduduk Afrika banyak yang memeluk agama Islam.

Pada tahun 1372 H/1952 M, Muhammad Najib mengumumkan berdirinyaa Republik Mesir, yang sebelumnya bersifat monarki dan ia tampil sebagai presiden pertamanya. Muhammad Najib berhasil disingkirkan oleh Jamal Abdul Nasser yang memegang kekuasaan tahun 1373-1391 H/1953-1970 M.

Selain itu, Mesir juga pernah dijajah Inggris sejak tahun 1299 H/1882 M dan memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1340 H/1922 M. Pada tahun 1376 H/1956 M, Mesir menghadapi permusuhan melawan tiga kekuatan, yaitu Inggris, Prancis, dan Israel.

Mesir kemudian mengumumkan kesatuannya dengan Suriah pada tahun 1378-1381 H/1958-1961 M. Pada saat ini pemeluk agama Islam di negeri ini adalah mayoritas. Dengan jumlah penduduk sebanyak 58,630,000 orang menjadikan negara ini menjadi negara dengan populasi muslim terbesar ke-7 di dunia.

Mesir adalah negara yang besar jasanya bagi kemajuan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan. Hal ini ditandai dengan didirikannya berbagai perguruan tinggi, dan yang tertua adalah Universitas al-Azhar di Kairo yang didirikan oleh Jauhar alKhatib as-Saqili pada tanggal 7 Ramadhan 361 H (22 Juni 972 M).

Mesir juga memiliki bangunan-bangunan dengan nilai seni yang tinggi, seperti Al-Qasr Al-Garb (Istana Barat), Al-Qasr Asy-Syarq (Istana Timur), Universitas AlAzhar, tembok yang mengelilingi istana, dan pintu-pintu gerbang yang terkenal dengan nama Bab An-Nasr (pintu kemenangan) serta Bab Al-Fath (pintu pembukaan).

Di Mesir juga terdapat masjid-masjid yang megah dan indah, misalnya: Masjid Al-Azhar, Masjid Maqis, Masjid Rasyidah, Masjid Aqmar, Masjid Saleh, dan Masjid Raya di Qairawan yang dibangun kembali pada tahun 862 M. Mesir juga biasa disebut: “Jumhuriyah Misr Al-Arabiyah” (Republik Arab Mesir), luas daerahnya sekitar 997,739 km2.

Demikian pembahasan tentang materi sejarah perkembangan Islam di Mesir.

Posting Komentar untuk "Sejarah Perkembangan Islam di Mesir"