Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Proses Berdirinya Dinasti Ayyubiyah


Dinasti Ayyubiyah merupakan sebuah dinasti yang bermadhab Sunni yang berkuasa diwilayah Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekah, Hejaz dan Dyarbakir. Dinasti Ayyubiyah didirikan oleh Shalahuddin Yusuf al-Ayyubi. Penamaan al-Ayyubiyah dinisbatkan kepada nama belakangnya Al-Ayyubi, yang diambil dari nama kakeknya yang bernama Ayyub. 

Nama besar dinasti ini diperoleh sejak Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi berhasil mendirikan kesultanan yang bermazhab Sunni, menggantikan kesultanan Fathimiyah yang bermazhab Syi’ah. Dalam perkembangannya tercatat bahwa dinasti di Mesir yang paling berpengaruh dalam membangun kejayaan Islam salah satunya adalah Dinasti Ayyubiyah.

Secara garis besar proses berdirinya dinasti Ayyubiyah tersebut dilatarbelakangi oleh tiga faktor utama, yaitu : 1) Terjadinya keruntuhan dinasti Abbasiyah di Baghdad, 2) Berdirinya dinasti Fathimiyah di Mesir dan 3) Terbentuknya dinasti Ayyubiyah.

a. Keruntuhan Dinasti Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah yang pernah mencapai puncak kejayaan dalam sejarah peradaban Islam, mulai menampakkan kemunduran pada periode kedua kekhalifahannya. Kelemahan bidang politik dan pemerintahan menjadi salah satu penyebab utama dari keruntuhan Dinasti Abbasiyah. Hal ini disebabkan karena periode kedua pemerintahan Dinasti Abbasiyah tidak mandiri dalam bidang politik dan pemerintahan.

Lemahnya pemerintahan Dinasti Abbasiyah ini dimanfaatkan oleh daulah-daulah kecil untuk melepaskan diri dari kekuasaan Abbasiyah. Antara lain : 1. Daulah Idrisiyah di Maroko (172-311 H/788-932 M) 2. Daulah Aghlabiyah di Tunisia (184-296 H/800-909 M) 3. Dulah Thuluniyah (254-292 H/868-905 M) 4. Daulah Ikhsidiyah (323-358 H/935-969 M) 5. Daulah Hamdaniyah (293-394 H/905-1004 M) 6. Daulah Thahiriyah (205-259 H/821-873 M)

b. Berdirinya Dinasti Fathimiyah (297-567 H/909-1171 M) 

Dinasti Fathimiyyah adalah satu-satunya daulah Syiah dalam Islam, nama daulah ini dinisbatkan kepada putri Nabi Muhammad Saw, Fathimah Az-Zahra. Didirikan oleh Said ibn Husain yang merupakan keturunan Syi’ah Ismailiyah. Gerakan pendirian Dinasti Fathimiyah tidak terlepas dari peran serta seorang pengikut Syi’ah bernama Abu Abdillah Asya’si. 

Setelah kaum Alawiyyin mampu menaklukan Daulah Aghlabiyah di Tunisia, berdirilah Dinasti Fathimiyah dengan khalifah pertama Ubaidillah al Mahdi dengan ibukota pemerintahannya kota Qairawan, Tunisia. Pada tahun 358 H/969 M, panglima tentara Dinasti Fathimiyah bernama Jauhar As-Siqli mampu merebut Mesir dari kekuasaan Daulah Ikhsyidiyah. 

Setelah menguasai Mesir, panglima Jauhar As-Siqli membangun sebuah kota yang megah bernama Al-Qahirah (Kairo). Sejak saat itu Dinasti Fathimiyah memindahkan ibu kotanya ke Kairo, Mesir. Secara keseluruhan Daulah Fathimiyyah berkuasa selama 262 tahun dengan khalifah pertamanya Ubaidillah Al-Mahdi dan khalifah terakhirnya Al-Adid Billah. 

Dinasti Fathimiyah mencapai puncak kejayaannya pada saat khalifah kelima yaitu Khalifah Abu Manshur Nizar Al-Aziz (975-996 M) berkuasa. Di bawah kekuasaanya Mesir hidup dalam kedamaian, dan pada masa Khalifah Al-Muiz Lidinillah Masjid Al-Azhar yang kemudian hari menjadi Universitas Al-Azhar dibangun. 

c. Proses Terbentuknya Dinasti Ayyubiyah 

Dinasti Fathimiyah saat dipimpin oleh khalifah terakhinya bernama Khalifah Al-Adid Billah (1160-1171 M) mengalami kemunduran dan kondisi pemerintahan yang lemah. Selain karena musim peceklik, adanya penyerbuan tentara salib ke Mesir, dan konflik internal pemerintahan Daulah Fathimiyah. 

Dalam kondisi Mesir seperti itu, seorang panglima bernama Assaduddin Syirkuh bersama saudaranya Shalahuddin Al-Ayyubi ditugaskan oleh gubernur Syiria, Nuruddin Zangi untuk datang ke Mesir dengan tujuan mengusir tentara salib sekaligus menguasai Mesir. 

Rupanya proses ini tidak berjalan mulus, seorang perdana menteri dari Dinasti Fathimiyah yang bernama Syawwar, telah melakukan persengkongkolan dengan tentara salib. Akhirnya, panglima Assaduddin Syirkuh dan Shalahuddin al-Ayyubi menangkap perdana menteri Syawwar. 

Kemudian, kedudukan Syawwar digantikan oleh Assaduddin Syirkuh yang kemudian wafat setelah menjabat sebagai perdana menteri selama dua bulan. Shalahuddin al-Ayyubi akhirnya didapuk menjadi perdana menteri menggantikan Assaduddin Syirkuh. 

Saat khalifah al-Adid Billah sakit, kedudukan Shalahuddin al-Ayyubi semakin kuat. Shalahuddin al-Ayyubi mendapat dukungan penuh dari rakyat Mesir, apalagi Shalahuddin al-Ayyubi dan rakyat Mesir sama-sama memiliki faham Islam Sunni. 

Bertepatan dengan wafatnya Khalifah Al-Adid Billah pada tanggal 10 Muharram 1171 Masehi, kemudian Shalahuddin Al-Ayyubi memproklamirkan berdirinya Dinasti Ayyubiyah dan berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Fathimiyah.
Foto: GanaIslamika

Posting Komentar untuk "Proses Berdirinya Dinasti Ayyubiyah"