Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Kaum Ad dan Tsamud Membangun Peradaban Maju


Dari zaman ke zaman, planet Bumi sebagai salah satu planet di tata surya tempat tinggal manusia terus mengalami perubahan, berbagai macam teori terus digali guna mencari cara agar mendapatkan pemahaman dan pengertian baru tentang kisah dan cerita kehidupan peradaban manusia dari masa ke masa.

Semua bangsa-bangsa yang telah hidup mendiami di atas bumi ini, kesemuanya mempunyai keunggulan dan keahlian dalam membangun peradaban kehidupan bangsanya. Adapun kaum ‘Ad dan kaum Tsamud adalah dua bangsa yang Allah sebutkan namanya dalam kitab Al-Quran karena memiliki kemampuan berbeda dari bangsa lainnya.

1. Kaum 'Ad

Siapa kaum ‘Ad ini? Sehingga Allah sebutkan namanya dalam al-Qur’an. Menurut ahli sejarah nama kaum `Ad diambil dari nama salah seorang leluhur mereka yang bernama `Ad. Menurut para ulama silsilahnya adalah 'Ad bin Us/Aush bin Aram/Iram bin Sem/Sam bin Nuh.

Dalam catatan sejarah, terdapat dua kaum 'Ad yaitu kaum 'Ad awal atau pertama dan kaum 'Ad akhir atau kedua. Kaum 'Ad awal adalah pengganti umat Nabi Nuh dan merupakan kaum pertama yang menyembah berhala setelah terjadinya peristiwa banjir besar.

Keyakinan mereka adalah menyembah berhala yang bernama Shamad, Shamud, dan Huran. Kaum 'Ad kedua ada setelah kaum 'Ad awal hancur.

Pengutusan Nabi


Dalam kondisi masyarakat sudah durhaka kepada Allah Swt, maka di utuslah Nabi Hud pada kaum 'Ad awal tersebut. Dikatakan bahwa Nabi Hud dan pengikutnya telah berpindah ke tempat lain sehingga tidak terkena azab. Muhammad bin Ishaq melanjutkan bahwa kaum 'Ad yang ada di Makkah selamat dan keturunan mereka yang kemudian dikenal sebagai kaum 'Ad akhir.

Kaum 'Ad kedua berasal dari Qahthan dan Saba' di wilayah Yaman. Beberapa pendapat sejarawan mengatakan bahwa kaum 'Ad kedua adalah kaum Tsamud.

Kaum 'Ad Membangun Peradaban

Kaum 'Ad adalah penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. Terdapat perbedaan pendapat mengenai status Iram. Sebagian menafsirkan bahwa itu adalah nama tempat yang berada dalam wilayah kaum 'Ad.

Mereka yang mengidentifikasinya sebagai kota telah memberikan berbagai pendapat mengenai letak dan rupa kota itu, mulai dari Aleksandria atau Damaskus, hingga kota yang benar-benar bisa berpindah, atau sama dengan kota yang disebut Ubar. 

Sebagai kawasan, beberapa juga mengidentifikasikan Iram dengan Aram, wilayah yang disebutkan Alkitab yang berada di kawasan Syria. Pendapat lain menyatakan bahwa Iram merujuk pada nama suku, yakni kaum 'Ad.

Al-Qur'an juga menjelaskan bahwa kaum 'Ad tinggal di Al-Ahqaf atau bukit-bukit pasir. Dalam Tafsir al-Jalalain disebutkan bahwa lembah Al-Ahqaf sekarang berada di daerah Yaman.

Keadaan mengenai negeri kaum 'Ad yang dijelaskan dalam Al-Qur'an antara lain:

1. Terdapat bangunan-bangunan yang tinggi.
2. Membangun istana-istana yang megah dan benteng-benteng.
3. Sebuah negeri yang subur, karena memiliki mata air, kebun-kebun, dan banyak hewan ternak.

Kondisi Sosial Kaum ‘Ad


1. Penguasa di bumi pengganti kaum Nuh
2. Memiliki tradisi penyembahan berhala yang telah diwariskan dari generasi ke generasi
3. Berperawakan dan bertubuh kuat
4. Suka menyiksa dengan bengis
5. Disebut menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang dan durhaka

Pemusnahan

Musnahnya peradaban kaum 'Ad, dikarenakan kaum tersebut berpaling dari segala nikmat yang telah Allah berikan pada mereka sehingga mereka menyembah Tuhan selain Allah swt, juga karena mereka mengingkari ajakan nabi mereka yakni Hud As. Musnahnya kaum 'Ad diceritakan Allah Swt dalam al-Quran surat An-najm ayat 51.

وَاَنَّهٗٓ اَهْلَكَ عَادًا ۨالْاُوْلٰىۙ

Artinya: “dan bahwa sesungguhnya Dialah yang telah membinasakan (kaum) ‘Ad yang terdahulu. (Qs. An-Najm ayat:50) 

Baca Juga: Kisah Nabi Hud dan Kehancuran Negeri Kaum 'Ad 

2. Kaum Tsamud

Siapakah kaum Tsamud itu? Ternyata kaum Tsamud masih keturunan kaum 'Ad yang selamat dari peristiwa topan yang menghancurkan kaum 'Ad. Setelah selamat dari bencana alam, keturunan mereka mulai meninggalkan ajaran nabi Hud dan kembali lagi menyembah berhala seperti yang dilakukan oleh nenek moyang mereka.

Nama Tsamud ini diambil dari nama leluhur mereka yang diyakini merupakan cicit dari Sam, salah satu putra nabi Nuh yang selamat saat terjadinya peristiwa banjir besar.

Silsilah lengkapnya adalah Tsamud bin 'Abir bin Iram bin Sam bin Nuh. Adapun pendapat lain menyatakan Tsamud bin Amid bin Iram. Iram diyakini sebagai orang yang sama dengan Aram yang disebutkan dalam Alkitab. Nama lain dari Tsamud adalah Ashab Al-Hijr atau penduduk Al-Hijr.

Kaum Tsamud merupakan bagian dari Bangsa Arab dari rumpun bahasa Semit. Para sejarawan mengelompokkan kaum Tsamud ke dalam kelompok etnik Arab Baidah. Kelompok ini merupakan kelompok etnik yang telah musnah sebelum penyebaran Islam di Jazirah Arab.

Kaum Tsamud Membangun Peradaban


Kaum Tsamud tinggal di kawasan bebatuan di antara Hijaz dan Tabuk. Terdapat beberapa bukti bahwa, sebagaimana kaum 'Ad, kaum Tsamud juga berasal dari semenanjung Arab selatan. Namun kemudian mereka berpindah ke utara.

Peradaban kaum Tsamud merupakan salah satu peradaban Arab kuno. Mereka diperkirakan berasal dari wilayah Arab Selatan yang kemudian pindah menuju utara. Mereka kemudian menetap di Gunung Athlab, Mada'in Saleh.

Sebagian besar penduduk kaum Tsamud bekerja sebagai pengukir dan pemahat bukit. Ukiran dan pahatan mereka hingga saat ini dapat ditemui di Gunung Athlab dan hampir ada di seluruh Arab bagian tengah.

Dalam surah al-A'raf ayat 74, disebutkan bahwa kaum Tsamud adalah pengganti kaum 'Ad. Peradaban mereka berkembang khususnya di bidang pertanian, peternakan dan arsitektur. Penduduknya hidup dalam keadaan makmur dan sejahtera. Keahlian mereka adalah membuat rumah dengan memahat gunung batu.

Pengutusan Nabi

Dalam surah Al-A'raf ayat 73 disebutkan bahwa Allah telah mengutus seorang nabi kepada kaum Tsamud. Nabi tersebut bernama Nabi Shaleh yang merupakan anggota masyarakat dalam kaum Tsamud sendiri. Pengutusan Saleh sebagai nabi kepada Kaum Tsamud membawa pesan untuk kembali menyembah Allah. Nabi Shaleh diberikan mukjizat berupa seekor unta betina.

Pemusnahan

Kehancuran kaum Tsamud diberitahukan di dalam Surah Al-Haqqah ayat 5. Dalam ayat ini kaum Tsamud mengalami kemusnahan akibat bencana besar. Penyebab pemusnahan kaum Tsamud disampaikan pada Surah Al-Haqqah ayat 4, yaitu karena mendustakan hari kiamat.

Kemusnahan kaum Tsamud diberitakan pula di dalam Al-Qur'an Surah An-Najm ayat 51.

وَثَمُوْدَا۟ فَمَآ اَبْقٰىۙ

Artinya: “dan (kaum) Samud. Tidak seorang pun ditinggalkan-Nya (hidup). (Qs. An-Najm ayat:51)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa kaum Tsamud dimusnahkan hingga tidak satupun penduduknya yang masih hidup. Pemusnahan kaum Tsamud disebabkan karena penduduknya yang tidak mau beriman kepada Allah Swt dan nabi yang diutus kepada mereka yaitu nabi Shaleh. Ketidakberimanan kaum Tsamud diberitahukan oleh Allah dalam surah Al-Qamar ayat 23.

Pewaris nama

Setelah terjadinya kemusnahan kaum Tsamud, nama Tsamud digunakan oleh kelompok etnik baru yang mendiami bekas wilayah pemukimannya. 'Abdullah bin ʿUmar dan Ibnu Katsir melaporkan bahwa orang-orang menyebut daerah Tsamud dengan Al-Hijr, sementara mereka menyebut provinsi Mada'in Saleh sebagai Ardh Tsamud atau negeri Thamud, dan Bayt Tsamud atau kediaman Tsamud.

Dari bukti-bukti yang ada dapat dinyatakan bahwa istilah Tsamud tidak merujuk pada suatu kelompok kaum yang tinggal di wilayah Madain Shaleh, seperti Lihyan dan Nabath, tetapi lebih pada wilayah itu sendiri.


Penutup

Kaum 'Ad dan kaum Tsamud adalah contoh dua bangsa yang tangguh, kuat fisiknya dan memiliki kemampuan berbeda dari bangsa lainnya, mampu memahat gunung berbatu yang keras untuk dijadikan istana dan rumah-rumah, namun kembali musnah karena keangkuhannya. 

Berbagai perkembangan kebudayaan dan peradaban suatu bangsa akan terus silih berganti ada dan tiada menurut kadar masanya, sehingga dapat mengenal kembali siapakah Tuhan pencipta yang sebenarnya.
Dari berbagai sumber

Posting Komentar untuk "Kisah Kaum Ad dan Tsamud Membangun Peradaban Maju"