Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bacaan Ayat Kursi: Arti, Tafsir dan Keutamaannya


Selain sebagai salah satu Mukzijat yang diberikan kepada baginda Nabi Muhammad Saw, kitab suci al-Quran mempunyai sejumlah keistimewaan tersendiri dalam setiap surat dan ayatnya, salah satunya adalah ayat yang diberi nama dengan sebutan "Ayat Kursi". Ayat ini merupakan salah satu ayat dalam al-Quran surat Al-Baqarah ayat 255 yang menjadi bacaan yang di anjurkan dalam Islam terutama oleh para 'alim ulama agar sering-sering dibaca bahkan dihafalkan. 

Para ulama dan ahli tafsir memandang juga memaknai ayat ini dengan sejumlah kandungan penafsiran yang mendalam jika ayat ini dibacakan dalam saat-saat tertentu. Bahkan ayat ini mempunyai kedududukan tersendiri daripada ayat-ayat yang lainnya, meskipun pada dasarnya ayat al-Quran itu semuanya sama penting tidak ada yang kurang sedikitpun karena semuanya berasal dari perkataan atau Kalamullah 'Azza wa Jalla.

Berikut bacaan ayat kursi: arti, tafsir dan keutamaannya.

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ ٢٥٥ ( البقرة/2: 255)

Artinya: "Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Mahatinggi lagi Mahaagung". (Al-Baqarah/2:255)

Beberapa Penafsiran tentang Ayat Kursi

1. Tafsir Kemenag

Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, dan hanya Dia yang berhak untuk disembah. Adapun tuhan-tuhan yang lain yang disembah oleh sebagian manusia dengan alasan yang tidak benar, memang banyak jumlahnya. Akan tetapi Tuhan yang sebenarnya hanyalah Allah. Hanya Dialah Yang hidup abadi, yang ada dengan sendiri-Nya, dan Dia pulalah yang selalu mengatur makhluk-Nya tanpa ada kelalaian sedikit pun.

Kemudian ditegaskan lagi bahwa Allah tidak pernah mengantuk. Orang yang berada dalam keadaan mengantuk tentu hilang kesadarannya, sehingga dia tidak akan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik, padahal Allah swt senantiasa mengurus dan memelihara makhluk-Nya dengan baik, tidak pernah kehilangan kesadaran atau pun lalai.

Karena Allah tidak pernah mengantuk, sudah tentu Dia tidak pernah tidur, karena mengantuk adalah permulaan dari proses tidur. Orang yang tidur lebih banyak kehilangan kesadaran daripada orang yang mengantuk.

Sifat Allah yang lain yang disebutkan dalam ayat ini ialah bahwa Dialah yang mempunyai kekuasaan dan yang memiliki apa yang ada di langit dan di bumi. Dialah yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan yang tak terbatas, sehingga Dia dapat berbuat apa yang dikehendaki-Nya. 

Semuanya ada dalam kekuasaan-Nya, sehingga tidak ada satu pun dari makhluk-Nya termasuk para nabi dan para malaikat yang dapat memberikan pertolongan kecuali dengan izin-Nya, apalagi patung-patung yang oleh orang-orang kafir dianggap sebagai penolong mereka.

Yang dimaksud dengan “pertolongan” atau “syafaat” dalam ayat ini ialah pertolongan yang diberikan oleh para malaikat, nabi dan orang-orang saleh kepada umat manusia pada hari kiamat untuk mendapatkan keringanan atau kebebasan dari hukuman Allah. Syafaat itu akan terjadi atas izin Allah. Dalam hadis disebutkan :

قَالَ النَِّبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ...فَيَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: شَفَعَتْ اَلْمَلاَئِكَةُ وَشَفَعَ النَّبِيُّوْنَ وَشَفَعَ الْمُؤْمِنُوْنَ (رواه أحمد ومسلم عن ابي سعيد الخدري)

Nabi Saw bersabda, “…Kemudian Allah berfirman, “Para Malaikat memberikan syafaat, para Nabi memberikan syafaat, dan orang-orang mukmin juga memberikan syafa'at. (Riwayat Ahmad dan Muslim dari Abu Sa'id al-Khudri); 

Sifat Allah yang lain yang disebutkan dalam ayat ini ialah: bahwa Allah senantiasa mengetahui apa saja yang terjadi di hadapan dan di belakang makhluk-Nya, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari ilmu Allah, melainkan sekadar apa yang dikehendaki-Nya untuk mereka ketahui. 

Kursi Allah mencakup langit dan bumi. Allah tidak merasa berat sedikit pun dalam memelihara makhluk-Nya yang berada di langit dan di bumi, dan di semua alam ciptaan-Nya. Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.

Mereka tidak mengetahui ilmu Allah, kecuali apa yang telah dikehendaki-Nya untuk mereka ketahui. Dengan demikian, yang dapat diketahui oleh manusia hanyalah sekadar apa yang dapat dijangkau oleh pengetahuan yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka, dan jumlahnya amat sedikit dibanding dengan ilmu-Nya yang luas. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:

وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا

Artinya: “… Sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.” (al-Isra′/17:85)

2. Abdullah Yusuf Ali

a. Ayat inilah yang disebut Ayatul-Kursi, "Ayat Singgasana". Siapakah yang mampu menerjemahkan keagungan makna ini, atau meniru irama kata-katanya yang begitu padat dan terpilih tepat sekali? Bahkan dalam asli bahasa Arabnya makna itu tampaknya lebih besar daripada yang dapat diungkapkan dalam kata-kata.

Sifat-sifat Allah yang begitu berbeda dari segala yang kita ketahui dalam dunia kita ini, sehingga kita harus puas dengan pengertian bahwa satu-satunya kata yang tepat, yang dapat kita pakai menyebut-Nya ialah "Dia" - kata ganti yang mengandung arti nama-Nya. 

Nama - Nya - Allah - yang kadang salah pakai dan digunakan pada makhluk-makhluk dan benda-benda lain; dan kita harus tegas-tegas menolak setiap gagasan atau kesan bahwa ada sesuatu sebagai sekutu Allah, Tuhan Tunggal Yang Hidup. Ia hidup, tetapi hidup-Nya berdiri sendiri dan abadi, tidak tergantung kepada apa pun dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. 

Sifat al-Qayyum barangkali tidak sekadar berarti "Berdiri Sendiri" tetapi juga mengandung arti "Menjaga dan memelihara hidup", hidup-Nya merupakan sumber dan penopang yang terus-menerus terhadap segala asal bentuk kehidupan.

Hidup yang sempurna adalah hidup yang penuh dengan kegiatan yang sempurna pula, kebalikannya daripada hidup yang tidak sempurna, yang dapat kita lihat di sekeliling kita, yang bukan hanya menjadi sasaran maut, tetapi juga sudah tak berdaya atau kegiatan yang berangsur surut (sesuatu yang berada antara kegiatan dengan tidur, yang dalam hal ini saya sependapat dengan penerjemah-penerjemah lain yang menggunakan kata "terlena") dan memerlukan tidur penuh. 

Kebalikannya daripada ini ialah ungkapan yang dipakai dalam Kitab Mazmur lxxviii. 65: "Lalu terjagalah Tuhan, seperti orang yang tertidur, seperti pahlawan yang siuman dari mabuk anggur."

b. Mereka

c. Singgasana, kursi, kekuatan, ilmu, simbol kekuasaan. Dalam pikiran kita, kita sudah menghabiskan segalanya walau kita berkata "langit dan bumi". Memang dalam segalanya adalah kekuasaan Allah, kehendak dan wewenang-Nya. Segalanya itu sudah tentu termasuk hal-hal rohani dan indra. 

Bandingkan dengan letupan Wordsworth yang indah ini dalam "Tintern Abbey": "Yang tempat tinggalnya sinar seperangkat matahari, Dan samudera bundar dan udara lepas, Dan di langit biru, dan dalam jiwa manusia; Secercah gerak dan segenggam roh yang mendorong segala yang berpikir, segala objek semua pikiran, Dan menggulung habis semua benda".

d. Menjaga dan memelihara keduanya

3. Ibnu Katsir

Inilah yang disebut ayat kursi. Ayat ini mengandung suatu hal yang sangat agung. Dan terdapat sebuah hadits shahih dari Rasulullah, yang menyebutkan bahwa ayat tersebut adalah ayat yang paling utama di dalam kitab Allah (al-Qur'an).

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab, bahwa Nabi pernah bertanya kepadanya: "Apakah ayat yang paling agung di dalam kitab Allah?"

"Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui," sahut Ubay bin Ka'ab.
Maka Nabi mengulang-ulang pertanyaan tersebut,

kemudian Ubay bin Ka'ab pun menjawab: "Ayat Kursi."

Lalu dia mengatakan: "Engkau akan dilelahkan oleh ilmu, hai Abu Mundzir. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya ayat kursi itu mempunyai satu lidah dan dua bibir yang senantiasa menyucikan al-Malik (Allah) di sisi tiang 'Arsy."

Keutamaan-keutamaan Dalam Ayat Kursi

1. Pemimpin ayat Al-Quran, yaitu: Segala sesuatu itu mempunyai puncaknya dan puncak Al-Qur'an ialah surat al-Baqarah, di dalamnya terdapat sebuah ayat pemimpin semua ayat Al-Qur'an yaitu Ayat Kursi. (HR. Tirmidzi)

2. Do'a Mustajabah, yaitu: Siapa yang membaca ayat kursi lalu berdoa, doanya akan dikabulkan Allah karena di dalam ayat kursi ada asma Allah yang paling agung, yakni al Hayyu al Qayyuum.

3. Kunci masuk Surga, yaitu: Barang siapa membaca ayat kursi sehabis setiap sholat fardhu maka tiada penghalang baginya untuk memasuki surga kecuali hanya mati. (HR. Thabrani)

4. Ayat yang paling Agung, yaitu: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada Ubay Bin ka’ab, “Ayat kitab Allah manakah yang paling agung?” Ubay menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui.”

Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam mengulang-ulang pertanyaannya, maka Ubay menjawab, “Ayat kursi.” Rasulullah lantas membenarkan jawaban tersebut.

5. Perlindungan dari Jin dan Sihir, yaitu: Sebagaimana hadits panjang yang diriwayatkan Ubay bin Ka'ab di atas.

6. Seperempat Al-Qur'an, yaitu: “Bukankah kamu telah ayat kursi (Allahu laa ilaha illa huwa)?” Laki-laki itu menjawab, “Benar.” Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “seperempat Al Quran.” (HR. Ahmad)

7. Pahala mati Syahid, yaitu: Barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai sholat, maka yang akan mencabut nyawanya adalah Allah sendiri dan ia bagaikan orang yang berperang bersama para nabi hingga mendapatkan mati syahid. (HR. Hakim). Wallaahu A'lam
Dari berbagai sumber

Posting Komentar untuk "Bacaan Ayat Kursi: Arti, Tafsir dan Keutamaannya"